Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aman Abdurrahman, Hukum Mati, dan Gunung Merapi

21 Mei 2018   10:31 Diperbarui: 21 Mei 2018   20:43 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya cerita kelam Timur Tengah  terjadi juga di sini. Di Negeri penuh anugerah, namun dinafikan oleh rakyat sendiri. Bocah-bocah ingusan berbaris rapi, menggendong bom tanpa mengerti.  Takdir dipilihkan kedua orang tua, untuk pasrah menjadi remah.

Terlambat nasihat datang, "Jangan libatkan anakmu dalam urusan yang mereka tidak tahu. Jangan bebani mereka dengan bom."  Sedangkan kamu sendiri merasa berat, jangan lagi anak-anak itu.

Anak-anak  itu tak berdamai seperti seharusnya. Jernih tetesan embun, hangat usapan sinar matahari. Itu semata  karunia keindahan, untuk yang mampu menyukuri, dan menhilangkan benci di dadanya.

Ibu, jagalah anakmu dari mimpi buruk. Bapak, jauhkan anak-anakmu dari keserakahanmu menggapai kemustahilan. Surga dicapai dengan mati, tapi bukan bunuh diri.

Akhirnya cerita di negeri perang terkisahkan juga di sini. Menandai kesuraman yang tak terperi.

Maka pengadilan pun menuntut Aman Abadurrahman dihukum mati. Tuntutan sebagai otak sejumlah serangan teroris di negeri sendiri.

Tak perlu kemana-mana ia menyembunyikan bom dan rencana pembunuhan lagi. Tak perlu penuh benci mengincar mati siapapun yang beda keyakinan.

Kalau nanti sebutir peluru bersarang di dadanya, jangan dikubur ia di manapun. Antisipasi warga menolak. Kremasi saja jasad itu, dan abunya ditabur di kepundan Gunung Merapi. ***21/5/2018

Keterangan:

Al Chadar berpendapat bahwa tuntutan hukuman mati merupakan ujian bagi Aman Abdurrahman dalam memegang komitmen siap mati demi keyakinannya. "Hukuman mati untuk menguji sejauh mana seorang pemimpin jihad konsisten dengan fatwanya sendiri (yang memerintahkan mati demi jihad)."  - Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun