Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lelaki Bercadar Sarung

23 Maret 2018   06:12 Diperbarui: 23 Maret 2018   15:18 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lelaki bercadar sarung. alias ninja asli indonesia, katanya (sumber gambar: alformer259.wordpress.com)

Seperti rencana semula rapat anggota pos ronda berlangsung, dan seperti biasa pula jam mulainya ngaret  satu jam. Pukul sepuluh sekitar lima belas lelaki tua-muda, jomblo-berkeluarga, kaya-miskin, berkumpul.

Mas Bejo membuka rapat santai warga Kampung Kalajengking di pos ronda, dengan sambutan sangat singkat: "Assalamu alaikum. Malam ini kita mencari solusi bagaimana menanggulangi aksi maling, baik siang maupun malam hari. Dan untuk menyingkat waktu, saya berikan kesempatan pada Wak Ja'far yang pernah menjadi kepala pengamanan sebuah pabrik. Pengalaman maupun sarannya. Silakan. . . .!"

Wak Ja'far kaget karena pekerjaan lama yang selama ini ditutupi ternyata bocor juga. Ya, tentu saja si pembocor tak lain Pak Ketua RT, alias Mas Bejo, yang memang dituntut tahu persis siapa dan bagaimana latar-belakang tiap-tiap warganya.

"Terima kasih. Saya juga mau bicara singkat. Penanggulangan. Pertama galakkan kembali ronda. Bukan hanya untuk main gaple dan catur, tapi untuk berjaga. Kedua, pasang lampu penerang ekstra yang dinyalakan saat ada orang yang dicurigai akan berbuat jahat. Ketiga, pasang CCTV di beberapa tempat strategis agar lingkungan terpantau. Khususnya tengah hari pada saat warga banyak yang beraktivitas di luar kampung. Itu saja. Mudah-mudahan bisa diterapkan. itu saja."

Peserta rapat menyatakan setuju. Tidak ada usulan lain, ini agar lapak gaple segera dibuka. Dan untuk realisasinya, kembali Wak Ja'far yang dipercaya membuat perencanaan pembiayaannya, untuk menentukan berapa beban tiap kepala keluarga harus memberikan iuran.

"Mulai malam ini kita main gaple RT-an.siapa yang jadi RT berarti ia harus berdandan ala ninja alias bercadar sarung. Setuju ya?" ucap Pak Edi Mur yang paling piawai bermain gaple, sehingga mendapat julukan Bos Poldan.

Pak Joni yang nonmuslim angkat tangan. "Aku tidak punya sarung. Jadi bagaimana?"

Kang Murbani yang menyahut: "Ganti dengan memakai daster isteri. . . hehe. Atau ya dipinjami sarung. Kelak mestinya pos ronda ini punya inventaris berupa sarung, yang digunakan khusus untuk bermain gaple RT-an. Oke ya?"

"Sippp!" ucap Mas Bejo dan Lik Sumar, serta beberapa lelaki lain peserta rapat informal di pos ronda 'klub baning kartu' itu. Suasana ramai. Lewat tengah malam aneka kegiatan di pos ronda berakhir. Paginya warga heboh. Malam itu beberapa rumah dibobol maling. Agaknya beberapa kali lewat mobil boks tidak ada yang menyangka. Padahal mungkin saja didalamnya berisi beberapa lelaki yang sudah mengincar sejumlah rumah kosong untuk disatroni. Tanpa perlu repot menggunakan pakaian ala ninja atau bercadar sarung.

*** 23/3/2018***

Gambar     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun