Aku tidak tahu kapan mestinya berhenti menyanyikan lagumu, bahkan ketika ragamu terbujur. Aku tidak tahu, betul-betulkah ini lagu terakhir untuk tidak didendangkan. Padahal begitu banyak lagu telah kamu gubah dan nyanyikan, juga lagu-lagu perpisahan yang membuat sedih setiap hati, sedih ditinggalkan. Perasaan yang sama seperti saat ini.
Namun memang selalu ada lagu yang lebih merdu dibandingkan semua lagu yang pernah kamu nyanyikan. Itu lagu untuk semua masa dan usia, untuk semua genre dan beragam cerita di dalamnya. Lagu tentang waktu yang paling baik untuk tidak lagi bernyanyi, dan menggantikannya dengan lantunan indah ayat-ayat suci.
Mungkin saat ini. Saat perpisahan harus terjadi. Seperti semua lagu perpisahan, sebagaimana setiap irama duka karena dua hati harus saling berjauhan. Saat itu adalah hari ini. Mendung menggantung di atas kota, cuaca sejuk berangin, dan titik gerimis seperti menderai di pelupuk mata seraya membayang betapa lincah penampilanmu tempo doeloe.
"Bertemu dan berpisah, itu akan terjadi, di dalam dunia ini" Ucapmu sendu namun dengan nada ringan, tanpa beban. Dan memang perpisahan itu terjadi begitu saja, hari ini. Selamat jalan Mas Yon. Semua doa baik menyertai kepergianmu. Semoga karya-karyamu tetap abadi di hati penggemar, dan menjadi ladang amal dalam perjalanan keakhiratanmu.
Bandung, 5 Januari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H