Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mas Eddy Berjualan Sate Ayam

16 Oktober 2016   20:25 Diperbarui: 17 Oktober 2016   10:30 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mas eddy membakar sate pesanan pembeli

Mengikuti jejak mertuanya di Muntilan Jawa Tengah, Mas Eddy berjualan sate ayam di Bandung. Ia menjadi tenaga kasar, dari mulai peran berbelanja aneka keperluan berdagang di pasar, sebagai sopir antar jemput, mengipasi pembakaran sate, hingga melayani pembeli dan membersihkan alas daun pisang dan kertas di piring anyaman lidi setelah pembeli pergi.

Memanfaatkan keramaian orang-orang berbelanja serta berolahraga di sekitar Taman Gasibu dan Pasar Minggu Monju (Monumen Perjuangan) Bandung, Mas Eddy dan isterinya -Mbak Yuli- berjualan sate ayam pada hari Minggu saja. Berangkat dari rumah di kawasan Jalan Terusan Cibaduyut pada pukul 05.00 WIB, menggunakan mobil minibus merah marun, mereka menyeberang kota ke kawasan samping Gedung Sate Bandung, tepatnya di pojok Jalan Diponegoro dan jalan Aria Jipang.

mas eddy membakar sate pesanan pembeli
mas eddy membakar sate pesanan pembeli
Dalam sehari tidak kurang lima kilogram daging ayam filet dijadikan sate. Sebelum daging ayam ditusuk dan dikukus setengah matang, kegiatan membuat lontong dan bumbu kacang serta sambel. Menyiapkan berbagai perabotan dan pealatan lain untuk membuat warung tenda. Dengan haerga 16 ribu rupiah per porsi pembeli mendapatkan lia tusuk daging sate lembut dan kaya rasa, dengan lontong yang kenyal berbumbu kombinasi rasa gurih kacang dan kuah santan. Sekali makan di warung Mas Eddy ini dipastikan ketagihan. Sebab ia mengikuti pameo masa kini: rasa kuliner hotel bintang lima namun harga kaki-lima.

warung tenda sate ayam mbak yuli -nama isteri mas eddy- terima pesanan
warung tenda sate ayam mbak yuli -nama isteri mas eddy- terima pesanan
Siapa Mas Eddy? Ia kawan lama yang kebetulan menjadi PNS pada sebuah institusi penyiaran, dengan tugas sebagai juru kamera berita. Ia seorang sarjana, dengan satu isteri dan dua anak. Mempersiapkan masa pensiunnya, sejak sepuluh tahun lalu ia memulai usahanya ini memanfaatkan waktu luangnya pada hari libur. Usaha itu diniatinya untuk bekerja keras mencari uang halal, membiasakan keluarga hidup hemat dan berwiraswasta, mengisi waktu luang yang produktif, serta menghalau rasa malas maupun malu.

seorang pembeli menunggu pesanan sate ayam
seorang pembeli menunggu pesanan sate ayam
Kalau Anda dan keluarga kebetulan beraktivitas di sekitar Gasibu dan Gedung Sate (Pusat Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat) pada hari Minggu, singgahlah ke warung tenda sate ayam Mas Eddy. Inilah cara Mas Eddy dan keluarganya mendapatkan tambahan pendapatan.***

Bandung, 16 Oktober 2016/15 Muharam 1438
Foto-foto dokumentasi pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun