Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Fashion Show Wonderful Indonesia di Noumea, dan Sejarah Leluhur

26 Agustus 2016   16:47 Diperbarui: 26 Agustus 2016   16:58 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kombinasi Meru dan Parang hitam dan putih

KJRI Noumea menggelar Fashion Show dengan mengusung tema Wonderful Indonesia, Kamis (25/8/2016). Ini masih merupakan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 71 Tahun. Tempatnya di Gedung Pertemuan Venezia, Nouvata Hotel, New Caledonia. Tak kurang  400 orang pengunjung menyaksikan peragaan busana kebaya modern dan street wear dengan sentuhan etnik Indonesia itu.

Karya, Fashion

Karya dari Marie Moeljono, diaspora Indonesia yang merancang khusus 12 kebaya modern dengan paduan kain tradisional Indonesia, menjadi pusat perhatian utama. Sebagai bentuk penghormatan kepada leluhurnya, Marie Moeljono tetap mempertahankan sentuhan klasik Indonesia dalam karyanya, namun dipadukan dengan sensualitas pakaian ala New Caledonia.

Kombinasi Meru dan Parang hitam dan putih
Kombinasi Meru dan Parang hitam dan putih
Kombinasi meru dengan parang hitam dan putih, yang dipadankan dengan kain lace warna hitam dan emas. Busana yang dikenakan oleh Sandra Naran, salah satu peragawati yang merupakan keturunan Indonesia, mengundang decak kagum para pengunjung. Tak kalah menarik, paduan batik parang dan tenun Songket Makassar dan lace hitam anggun yang dibawakan oleh Stefany Sagit. Ia seorang alumni Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) tahun 2014.

Chloe Rodari, salah seorang perancang busana asal New Caledonia, yang hadir dalam fashion showtersebut berkomentar, “Penampilan kebaya modern ala Indonesia sangat menarik. Saya suka pada pemaduan bahan dan konsep yang ditampilkan.”

Batik parang dan tenun Songket Makassar
Batik parang dan tenun Songket Makassar
Acara fashion showdihadiri oleh pencinta mode serta berbagai kalangan, remaja hingga dewasa dari berbagai profesi. Wakil Direktur Dinas Ketenagakerjaan Pemkot Noumea, Nathalie Sakiman, mengapresiasi inisiatif KJRI Noumea sebagai penyelenggara Fashion Show.  “Rasanya seperti menyaksikan sebuah pagelaran busana yang professional. Tidak hanya saya, banyak pengunjung lain juga memuji acara ini.”

Sejarah Leluhur,Busana

Bagi diaspora Indonesia di wilayah seberang lautan Prancis di kawasan Pasifik Selatan, acara fashion showini sangat spesial dan sudah lama tidak diselenggarakan. Catherine Djariman yang datang bersama keluarganya menyampaikan, “Sebagai keturunan Indonesia, saya ingin mengajarkan kepada anak-anak saya kekayaan jenis kain dan pakaian tradisional dari Indonesia serta untuk bertemu dengan komunitas Indonesia. Saya tidak ingin mereka melupakan leluhurnya.”

Enrika Bardeau merasa sangat bangga dapat berpartisipasi sebagai peragawati dalam fashion show. Karyawati maskapai AirCalin ini menyampaikan, “Ini merupakan cara saya untuk memperkenalkan budaya leluhur saya, Indonesia, kepada masyarakat luas.”

Suasana peragaan busana kebaya
Suasana peragaan busana kebaya
Meskipun Prancis merupakan kiblat mode dunia, namun keberagaman mode Indonesia telah mulai dilirik oleh masyarakat dunia. Hal tersebut diakui oleh Caroline Marquet, seorang photographer “Indonesia menjadi salah satu sumber inspirasi fashionbagi banyak designer. Saya berharap, acara serupa semakin sering dilakukan.” Penerima beasiswa BSBI tahun 2014 di Bandung itu mengaku sangat senang dapat hadir pada pagelaran busana yang diselenggarakan KJRI Noumea.

Street wearIndonesia di New Caledonia

Selain menampilkan busana kebaya modern, diperagakan pula pakaian casualdengan sentuhan etnik Indonesia yang diimpor para pengusaha fashion di New Caledonia. Bolero dengan motif jumputan, gaun rajut dan atasan motif kain tenun ditampilkan oleh para model belia menarik minat para pengunjung remaja. Penampilan model semakin menawan dengan paduan aksesoris kalung, gelang, anting, tas hingga sepatu yang keseluruhannya merupakan produk impor asal Indonesia.

Foto bersama Konjen RI Noumea, Widyarka Ryananta bersama designer Marie Moeljono (kebaya hitam)
Foto bersama Konjen RI Noumea, Widyarka Ryananta bersama designer Marie Moeljono (kebaya hitam)
Tidak hanya menyaksikan fashion show, para pengunjung juga dapat melihat mini exhibitionproduk fashion dan tekstil Indonesia. Pameran ini didukung oleh 6 pengusaha importir lokal. Pada kesempatan ini Konsul Jenderal RI Noumea, Widyarka Ryananta mengemukakan, “Acara inimerupakan upaya kami untuk melaksanakan fashion diplomacysekaligus untuk mendorong pengusaha tekstil dan designer lokal untuk terus berinovasi dalam upaya meningkatkan perekonomian wilayah New Caledonia.”

Jumlah penduduk New Caledonia 268.767 jiwa dengan pendapatan per kapitanya mencapai 3.300.000 XPF (atau sekitar 27.654 Euro). Hal itu merupakan salah satu potensi besar bagi para pengusaha Indonesia untuk melakukan kerja sama ekonomi.***

Sumber informasi dan foto: Consulat Général de la République d’Indonésie  Nouméa

2, Rue Lamartine, Orphelinat

98800 Noumea

Nouvelle-Caledonie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun