Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Lima Milyar Rupiah, Olimpiade Rio, dan Prestasi Olahraga Indonesia

15 Agustus 2016   13:23 Diperbarui: 16 Agustus 2016   02:24 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka lima milyar rupiah tentu bukan jumlah kecil. Terlebih bagi seorang olahragawan di tanah air. Jumlah itu lima kali lipat dibandingkan hadiah pada Olimpiade 2012. Namun untuk meraih uang itu seorang atlet diituntut meraih medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro Brazil tahun 2016 ini. Sebanyak 28 atlet dari 6 cabang olahraga diberaangkatkan ke sana. (sumber) Dua milyar rupiah untuk peraih medali perak, dan satu milyar rupiah untuk peraih medali perunggu.( sumber)

Angka rupiah itu dapat bermakna banyak. Selain rangsangan dan penghargaan makin hebat bagi atlet berprestasi, juga tuntutan peningkatan kualitas pembinaan jangka panjang pada semua cabang olahraga, serta terutama motivasi dan disiplin tinggi setiap olahragawan untuk mencapai titik puncak dalam berprestasi di tingkat dunia.

Capaian,  Kebanggaan

Tentu siapapun berharap, peran Pemerintah melalui Kemenpora, swasta, organisasi olahraga, atlet dan masyarakat luas makin tinggi - makin besar agar negeri ini mampu keluar dari keterkungkungan capaian dan standar prestasi sekadar di tingkat Asean. Sudah barang tentu cabang olahraga angkat besi yang saat ini sudah mendapatkan dua medali perak, dan optimisme untuk meraih medali pada cabang olahraga bulutangkis harus mampu menjadi lokomotif yang menarik gerbong prestasi olahraga pada cabang lain saat ini dan pada masa mendatang.

Penambahan sarana-prasarana olahraga prestasi yang memadai, makin intensif dan meluasnya pembibitan dan pembinaan cabang-cabang olehraga yang unggulan kepada generasi muda -terlebih juga kepada bibit atlet usia dini- menjadi keharusan jangka pendek dan panjang. Dan  lebih dari itu, semangat juang yang dilandasi kebanggaan dan rasa nasionalisme yang tinggi harus terus dipupuk.

Perjuangan, Bonus

Kalah dalam pertandingan merupakan hal biasa, namun bila perlawanan dilakukan dengan gigih dan mati-matian niscaya memberi harapan yang menggembirakan. Kalaupun kalah tentu kalah dengan terhormat. Namun bila tanpa semangat, dan seolah menjadi kalah sebelum permainan usai, rasanya sangat memprihatinkan. Keprihatinan itu yang saya rasakan pada pertandingan tunggal putri antara pemain Jepang dengan pemain Indonesia Sabtu malam (14/8/16).

Kembali ke soal angka lima milyar rupiah, kiranya tahun inipun ada atlet yang termotivasi untuk mendapatkan jumlah hadiah itu. Meski tidak mudah namun bukan tidak mungkin. Dan sekali lagi kegigihan, semangat pantang menyerah, dan daya juang serta rasa nasionalisme yang tinggi dapat dipergunakan sebagai cambuk untuk menjadi sang juara.  Dapat dibayangkan betapa bangganya kita bila kesebelasan Indonesia bertarung di Olimpiade pada empat tahun mendatang, atau sesudahnya. Tidak ada yang tidak mungkin bila semua pihak terkait berkomitmen untuk menjadi yang terbaik.

Saat ini baru Sri Wahyuni dan Eko Yuli Irawan yang bakal mendapat bonus masing-masing Rp 2 miliar berkat medali perak yang diperolehnya. Atlet lain masih berjuang keras untuk meraih bonus itu. (sumber)

Penutup
Demikian catatan kecil atas prakarsa Pemerintah dan masyarakat olahraga untuk terus merangsang munculnya prestasi para atlet kita di ajang olahraga dunia, khususnya Olimpiade. Tahun ini ada angka lima milyar rupiah. Belum lagi janji lain berupa hadiah rumah, serta tunjangan hari tua bagi atlet berprestasi. Pembenahan total pada berbagai elemen yang mempengaruhi prestasi atlet menjadi keniscayaan.

Kini para orangtua perlu lebih bersemangat mendorong dan memfasilitasi anak-anak mereka di dunia olahraga. Kini para pendidik dan terlebih organisasi olahraga dituntut lebih bersemangat menggembleng atlet-atlet mereka untuk berkompetisi meraih prestasi tinggi.

Sebagai warga masyarakat penyuka olahraga, tak berlebihan kiranya jika saya berharap dari tahun ke tahun prestasi para atlet terus meningkat. Masyarakat olehraga dan swasta makin partisipatif. Prestasi itu bukan hanya pada tingkat Asean dan Asia, namun juga tingkat dunia: ajang Olimpiade. Mudah-mudahan suatu ketika kelak hal itu menjadi kenyataan. Wassalam. ***

Bandung, 15 Agustus 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun