“Saya mengharapkan agar seusai mengikuti BSBI, mereka bersedia membagikan ilmunya pada generasi muda New Caledonia, seperti yang dilakukan para alumni sebelumnya.”
Program BSBI Kemlu RI
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri sejak tahun 2003 memperkenalkan ragam identitas dan kepribadian bangsa Indonesia kepada generasi muda dari negara sahabat. Pelaksanaan BSBI dinilai sangat penting dalam mempromosikan kebijakan luar negeri Indonesia, khususnya pemanfaatan soft power diplomacy Indonesia melalui seni dan budaya.
Selama tiga belas tahun penyelenggaraan program BSBI telah dihasilkan 658 alumni BSBI yang berasal dari 60 negara anggota ASEAN, APEC, ASEM, Pasific Island Forum (PIF), dan Melanesian Spearhead Group (MSG), South West Pacific Dialog (SWPD).
Mulai 13 Mei 2016, Kemlu RI kembali melaksanakan Program BSBI yang diberikan kepada 60 pemuda dari 41 negara. Dengan tema “Thousand Islands Made in Heaven”, BSBI 2016 akan mengangkat kebhinekaan wilayah Nusantara dari Sabang hingga Merauke, khususnya kekayaan budaya, nilai sosial, sejarah, dan sumber ekonomi.
Begitu besarnya manfaat program BSBI sehingga para alumni dari New Caledonia tetap menekuni seni budaya Indonesia. Sejak pertama kali program BSBI dibuka tahun 2010, sudah lima orang pemuda dan pemudi New Caledonia mengikuti program ini. Beberapa diantara mereka aktif berpartisipasi dalam kegiatan promosi seni dan budaya Indonesia yang digelar oleh KJRI Noumea maupun Asosiasi Persatuan Masyarakat Indonesia dan Keturunannya (PMIK) di New Caledonia.
Pengalaman dan Kesan Peserta dari New Caledonia
Rasa bangga dan bahagia terpilih menjadi penerima beasiswa merupakan hal pertama yang diungkapkan oleh para alumni BSBI asal New Caledonia. Berbagai pengalaman dan kesan yang berbeda dari setiap alumni pada lima tahun terakhir, menunjukkan keberhasilan program BSBI sebagai wahana memperluas wawasan tentang Indonesia. Selain menjadi friends of Indonesia, para alumni memposisikan diri sebagai duta budaya untuk membantu promosi Indonesia di luar negeri.
“Awalnya saya sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia. Tetapi, saya sempat beberapa tahun belajar Pencak Silat di komunitas Indonesia. Menjadi orang pertama dari New Caledonia yang mendapatkan Beasiswa Seni Budaya Indonesia, merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya.”
Selama tiga bulan mengikuti program BSBI pada tahun 2010, Hugo kembali mengasah kemampuan beladiri pencak silatnya. Selain itu ia mempelajari alat musik angklung dan belajar beberapa tarian kontemporer. Ilmu yang didapat dari program BSBI, kemudian diterapkannya dengan berpartisipasi dalam pagelaran operet Dari Masa ke Masa, di New Caledonia tahun 2014.