Komisaris Tinggi Vincent Bouvier tidak dapat menyembunyikan kekagumannya dan memberikan apresiasi atas kreatifitas para diaspora muda Indonesia di New Caledonia. ”Bagus sekali, mereka berhasil memadukan gerak tari tradisi dan tari asing seperti Waltz dan Salsa,” ujar Vincent Bouvier kepada Konjen RI Noumea, Widyarka Ryananta,. Pernyataan itu dikemukakan setelah menikmati pertunjukkan tari kreasi baru yang diiringi lagu Sadado yang pernah dibawakan kelompok Marsada dari Batak.
Karena pertunjukkan digelar di chapito(sejenis tenda sirkus, tanpa kursi) maka para pejabat pun duduk beralaskan tikar. Mereka duduk didampingi Konjen Widyarka Ryananta berserta istri Veryna Widyarka. Bagi kebanyakan warga New Caledonia yang hadir, baru pertama kali mereka melihat pejabat tinggi sekelas Menteri duduk tanpa kursi bebaur dengan warga masyarakat lain. Menurut rencana Operet Dari Masa ke Masa itu akan ditampilkan kembali tanggal 13 Mei 2016 pada Festival Museum New Caledonia, di kota Voh, Provinsi Utara.
Kolaborasi Seni Tradisi dan Modern Indonesia
Operet Dari Masa ke Masa mengambil unsur seni budaya Jawa, Betawi, Bali, Batak hingga balet, waltz dan salsa. Adapun alat musiknya mulai dari gitar, cello, violin, angklung hingga gamelan. Pertunjukkan ini diupayakan untuk menyajikan kualitas pentas yang menarik minat masyarakat dari semua kalangan. Pentas DMKM diselingi dengan atraksi pencak silat dan wayang.
Selain seni budaya Indonesia mendominasi operet DMKM, dengan sengaja dimasukkan gerak tari dari budaya Melanesia New Caledonia, Kanak, dalam pagelaran tersebut diiringi lagu “Oceanie ”.
Pertunjukkan Dari Masa Ke Masa diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat New Caledonia pada umumnya mengenai Indonesia. Sebagai pengisi jeda peralihan pertunjukan tari diselipkan tayangan video perkenalan Indonesia. Para penonton diajak untuk mengenal sejarah Indonesia mulai dari lambang negara, bendera, Garuda Pancasila, wayang hingga berbagai kehidupan sosial di Indonesia.
Gagasan untuk menampilkan video tersebut tercetus karena mayoritas para performer DMKM tidak punya pengetahuan dasar mengenai Indonesia. Meskipun telah berkewarganegaraan Prancis, diharapkan mereka memahami sejarah dan negara Indonesia.
Yang lebih mengesankan, seusai anak-anak muda menyanyikan lagu Magnet (yang dipopulerkan oleh Judika), dengan diiringi musik pop-rock dengan gerakan energic, kemudian memberikan penghormatan pada bendera Sang Saka Merah Putih.