Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Rusmaeni, dari Menari hingga Duduk di Kursi Parlemen New Caledonia

30 April 2016   12:08 Diperbarui: 1 Mei 2016   12:49 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagi,Penghormatan
Pengetahuannya tentang tari tradisional Indonesia menjadi bekal Rusmaeni untuk memperkenalkan budaya Indonesia pada kalangan diaspora muda. Rusmaeni membentuk kelompok tari yang memadukan unsur tradisi Indonesia dan modern sejak tahun 1984. Tujuannya, untuk menarik minat generasi muda dalam mempelajari tarian Indonesia dan mendapatkan perhatian lebih luas dari masyarakat New Caledonia.

1a-57243cd26723bd6d0ab19585.jpg
1a-57243cd26723bd6d0ab19585.jpg
Rusmaeni muda menarikan Tari Minakjinggo tahun 1984

Terdengar mudah, mengajar tari pada keturunan Indonesia yang kebanyakan sudah bercampur dengan budaya Perancis menghadapkannya pada tantangan cukup besar. Terlebih metode pengajaran tarinya lebih mendetail, dengan mengupas setiap gerakan tari. Ini dimaksudkan agar seluruh muridnya tidak hanya mampu menari dengan baik tetapi juga menghayati makna setiap gerakan tari yang dilakukannya.

Melalui asosiasi diaspora Indonesia di New Caledonia PMIK (Persatuan Masyarakat Indonesia dan Keturunannya), Rusmaeni menjadi pengurus sekaligus koordinator untuk acara kesenian Indonesia. Hingga akhirnya, Maeni terpilih menjadi ketua PMIK dari tahun 2002 sampai dengan 2007. Kesempatan tersebut dimanfaatkan Maeni untuk memperat kerja sama antara KJRI Noumea dengan seluruh asosiasi diaspora agar dapat bersinergi satu sama lain.

2-1-57243c08737e610305906ab6.jpg
2-1-57243c08737e610305906ab6.jpg
Meletakkan karangan bungan pada peringatan 120 tahun kedatangan orang Jawa ke New Caledonia 2016.

Dengan kemudahan fasilitas maupun tekhnologi yang ada, keturunan Indonesia diharapkan terus mempelajari seni budaya Indonesia. Rusmaeni juga mendukung penuh pelaksanaan Program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI), yang dirasakan sangat membantu upaya keturunan Indonesia maupun pemuda New Caledonia untuk mengenal budaya Indonesia.

Mengakhiri cerita pengalaman dan ungkapan rasa ke-Indonesiaan-nya, Rusmeini menyatakan, “Penghormatan setinggi-tingginya untuk para sesepuh yang telah berupaya membangun dan membuka jalan bagi kita (diaspora Indonesia di New Caledonia), yang akhirnya dapat dinikmati hingga saat ini. Pada gilirannya, kita sebagai generasi penerus harus memiliki tanggung jawab dalam melestarikan seni tradisi Indonesia di New Caledonia.” ***

Sumber tulisan dan foto: Consulat Général de la République d’Indonésie Nouméa
2, Rue Lamartine, Orphelinat 98800 Noumea Nouvelle-Caledonie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun