[caption caption="buku dan buku,"][/caption] Layaknya maling pulang jelang subuhÂ
Begitu saja kucemasi nasib buku-bukuÂ
Yang menderaikan kata dan ribuan peristiwaÂ
Sulit untuk menepis dari jejak riuhÂ
Â
Rumah buku terjalin berlorong-berundakÂ
Menjulur dalam dan menggapai atapÂ
Jejeran hingga tumpukan, semua berceritaÂ
Sibuk saling berkilah, berbantah, bersaksiÂ
Â
Aku sabar coba menengahi tak beraniÂ
Sejarah menimbul luka, manusia gulitaÂ
Sarang rahasia yang terus mengaduhÂ
Semua memberangusku dengan bengisÂ
Â
Buku-buku mengusung semua pikiran gila
Kata dan gambar sumber bahan bakar
Lalu riuh itu subur, perabotan rubuh memar
Tak ada lagi yang sempat teraih, gemuruh
Â
Aku tertimbun sendirian, seperti tertimpa bah
Karam terhanyut dan tenggelam makin dalam
Teriak dan sapaku pada sesiapa untuk menolong
Tak sampai, hingga aku mewujud pada satu buku
Â
Dan begitulah banyak orang lain menghilang
Lalu buku demi buku terus menggunung
Bertumpuk, dengan cerita seru serba baru
Dan tak seorang pun tahu keajaiban itu
Bandung, 5 Des 2015 – 7 April 2016
Sumber gambar : buku
Simak juga tulisan sebelumnya :
1. Â Â novel-cinta-yang-menua-bab-ii_
2. Â Â penyanyi-terkenal-keturunan-jawa-di-new-caledonia
3. Â Â soal-korup-kamilah-jagonya
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H