Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(HUT RTC) Tak Gendong Kemana-mana

18 Maret 2016   01:53 Diperbarui: 20 Maret 2016   06:52 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="buruh gendong pasar beringharjo"][/caption]Minggu ketiga. Terinspirasi  lagu

Pasar Beringharjo siang hari. Seorang  perempuan tua buruh gendong menyesali perkawinannya yang gagal di kampung. Namun ia lebih menyesali kenapa satu-satunya anaknya harus ia serahkan kepada orang lain. “Kini aku masih menggendong beban berat  untuk upah yang tidak seberapa. Namun aku ikhlas. Ini ganti beban yang mestinya kugendong dulu. . . .!” keluhnya.  Titik air mata membayang di matanya.

“Ayo cepet, mbok. Hari sudah siang. . . . .!” ucap Bu Hajjah Mardiyah –juragan batik yang muda dan cantik itu- di belakang sebuah minibus warna metalik.  “Mbok, aku minta maaf sejak hari ini jasamu menggendong tidak kuperlukan lagi. . . .!” ujar perempuan muda itu  sambil memberikan kertas terlipat rapi, bukan uang. Mbok Pawiro tertegun dan bingung.

Kertas kumal itu dibukanya dengan hati berdebar.  “Anakku.. . . Kalau saja simbokmu ini cukup uang untuk merawatmu, Nduk, aku tidak mungkin setega ini. Maafkan aku. Kuserahkan kamu kepada Bu Sumi untuk dirawat dengan baik. Simbokmu, Rukini!”

Pecah tangis Mbok Pawiro, yang kala mudanya bernama Rukini. Bu Hajjah Mardiyah segera membantu mbok Pawiro masuk ke dalam mobil. “Bu Sumi adalah ibuku. Kalau betul surat itu tulisanmu, mbok, berarti aku anakmu! Seminggu ini Bu Sumi menyerahkan surat itu agar aku mencarimu. . . . . .!”

Bandung, 18 Maret 2016

Karya ini diikutsertakan untuk merayakan HUT Perdana RTC.

Keterangan:

Nduk (Jw): panggilan sayang untuk anak perempuan

Simbok/Mbok : Si ibu, Ibu (Kata lain Mak atau Emak, merupakan panggilan anak untuk ibunya di pedesaan/pinggiran, bukan kerabat kraton dan kaum terpelajar)

'Tak' Gendong :' Akan ku'-gendong

Kebiasaan orang Jawa dulu mempunyai nama tua (nama untuk orangtua) nama kecil tidak dipergunakan lagi.

Sumber gambar : lipsus.kompas.com

Inspirasi dari lagu berjudul ‘Tak Gendong' ditulis/dinyanyikan oleh Mbah Surip.

[caption caption="logo rumpies the club"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun