Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(100Puisi) Perempuan diantara Batu-batu  

21 Februari 2016   12:02 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:30 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="perempuan kaki satu pemecah batu"][/caption]

1/

Aku batu bila kau kira memang itu kerasnya nasib

Lalu batu-batu segera kujadikan tumpukan koral

Hingga bukit batu runtuh bongkah demi bongkah

Dan berakhir di tanganku yang gemetar pun lemah

 

Tak kenal takut selain kuhantam tiap batu

Hari demi hari, dari selepas  subuh hingga petang hari

Tak perlu ada senyum terlebih tawa selain tegas

Tekan kuat di telapak tangan, lalu cepat palu empaskan

 

2/

Dari rumah reyot pojok desa kususuri sempit setapak

Jalan mendaki terjal kugapai dengan kaki satu

Embun kuyup, kabut mengendap, udara menggigilkan

Aku terseok menemui batu-batu, menyayangi dengan palu

 

Bila kau kira aku tak sekeras batu, akulah si pemecah itu

Maka dermakan seucap doa sehat dan waras untukku

Agar batu-batu tak membalas kelak karena kekejamanku

Aku menghormatinya lebih dari sekadar cerita pilu

 

3/

Rumah mewah dan jalan mulus itu dari batu-batuku

Berpuluh tahun, tetes keringat dan cucuran darahku

Hanya dapat kupandangi dari jauh dengan saparuh rasa

Gunung batu telah menjelma belantara kota

 

Dan kelak bila batu-batu rindu pada lembut lenganku

Maka kusisakan sebongkah yang tak retak dengan palu

Letakkan saja ia pada gundukan tanah yang menandaiku

Agar ia mampu bercerita siapa dan mengapa harus aku!

Bandung, 21 Februari 2016

Sumber gambar: di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun