[caption caption="New Caledonia, surga dunia setelah Bali. Onepiecetravel.com"][/caption]Hari ini pada 120 tahun silam, sebanyak 170 orang Jawa diberangkatkan ke tujuan yang sangat jauh, di tengah Samudra Pasifik. Tanggal 16 Februari tepatnya, hari ini, dan semua jejak sejarah itu patut tirunut kembali bukan hanya oleh orang Jawa di sana, namun mungkin juga oleh orang Jawa di Pulau Jawab serta pulau-pulau lain.
Tentu itu penting sebagai pembanding, dan kemudian menjadi pendorong untuk berubah lebih maju. Mungkin saja berbeda dalam perkembangan kepribadian-karakter, berbeda cara berfikir dan mengembangkan diri (bahasa dan agama/kepercayaan), berbeda dalam kehidupan sosial-skonomi dan rata-rata tingkat pendidikan, dan perbedaan lain jika ada.
Lain lainnnya mengenai kesamaan adat-budaya-kesenian yang sebagian besar masih dipegang erat dan dilestarikan turun-temurun. Membandingkan siapa dan mengapa orang Jawa kini, khususnya dengan orang-orang Jawa di New Caledonia tentu sangat menarik.
Penjajah, Sejarah
Penjajahan menyisakan cerita tersendiri bagi orang Jawa. Selain menjadi tenaga kerja pada beberapa pulau lain di dalam negeri, orang Jawa juga dikirim negeri orang. Setidaknya dua Negara yang pada awal abad lalu menerima orang Jawa, yaitu Suriname (Amerika Selatan) dan New Caledonia (Kepulauan di Samudra Pasifik).
Untuk apa mereka bermigrasi jauh-jauh selain sebagai buruh. Keuletan dan kerja keras Orang Jawa diperlukan untuk perusahaan  tambang, perkebunan, pembuatan prasarana perhubungan, dan lainnya. Tentu ada pula aspek keberanian, dan kemampuan bertahan pada medan dan kondisi yang sangat jauh berbeda dibandingkan tanah asal.
Penjajah Belanda menjadi bangsa yang mestinya sangat bertanggungjawab atas peristiwa pada tahun 1800-an itu: kuli kontrak. Untuk pengiriman tenaga kerja ke New Caledonia, setelah 120 tahun berlalu telah menjadi sejarah. Cerita tentang masa sulit dan menakutkan itu agaknya perlu dimaknai kembali dengan cara berbeda.
Generasi ke Tiga
Orang Jawa, sebagaimana dengan bangsa China dan India yang juga menjadi perantau pada banyak Negara lain, masih menyimpan kebudayaan dan aneka kebanggaan lain yang secara turun-temurun diwariskan di sana.
Pada generasi ke 3 keturunan orang Jawa pun tidak semata menjadi buruh dan pekerja kasar namun banyak yang bekerja pada berbagai sektor swasta maupun pemerintahan. Mereka kini hidup harmonis berbaur dengan penduduk setempat maupun pendatang dari Negara-negara lain.
Orang Jawa di New Caledonia merupakan kelompok ketiga setelah bangsa kulit putih yang menjadi narapidana, suku bangsa setempat, baru bangsa pendatang yaitu Suku Jawa. Apa memang tera sekali saat ini Kenerja Pemerintahan sudah jauh lebih baik. Namun masih juga
Konjen RI Noumea, Widyarka Ryananta, menyatakan, keberadaan diaspora Indonesia (termasuk orang-orang Jawa generasi ketiga) merupakan bukti warisan sejarah bangsa Indonesia di kawasan Asia Pasifik.
Keturunan
Terdapat tiga kategori masyarakat Indonesia dan keturunannya yang tinggal di NC yaitu golongan niaouli (keturunan pertama, kedua orangtua dari Jawa), wong baleh (orang-orang yang kembali), dan wong jukuan (bawaan keluarga yang lahir di Indonesia).
Sebagai kuli kontrak para ibu hanya mendapatkan waktu istirahat tiga hari setelah melahirkan. Ketika mulai bekerja pada hari keempat setelah melahirkan, si bayi dibalut kain batik dan diletakkan di bawah pohon niaouli saat orang tuanya bekerja. Keturunan pertama ini masih menggunakan bahasa Jawa ngoko di rumah dan Bahasa Perancis sebagai bahasa resmi di luar rumah.
Tercatat pada 1952 dan 1954-1955 terjadi kepulangan massal orang-orang Jawa dan hanya tinggal 2.000 orang yang menetap di NC, padahal pada akhir 1939-1940 terdapat 20.000 orang keturunan Jawa. Tapi ternyata di sana mereka sulit untuk hidup sehingga kembali lagi ke New Caledonia.
Sedangkan "wong jukuan" artinya adalah bawaan keluarga atau mereka yang lahir di Indonesia namun dibawa ke NC oleh orang Indonesia yang tinggal di NC.
Penutup
Ungkapan lama ‘mangan ora mangan kumpul’ (makan atau tidak makan yang penting berkumpul) bagi orang Jawa sejatinya sudah sejak lama tidak sepenuhnya dipraktekkan dengan baik. Kondisi sosial-ekonomi, politik, dan mungkin juga semata karena keterpaksaan, mereka merantau ke berbagai pulau, bahkan ke negeri orang.
Lepas dari berbagai sisi negatif yang tentu ada, keberanian dan kenekatan mereka pergi dari tanah Jawa seabad silam -dan kemudian pada beberapa periode berikutnya- tentulah dapat disebut sebuah perjuangan. Terlebih bila kini kehidupan sosial-ekonomi maupun pendidikan anak-cucu bahkan cicit mereka menjadi jauh lebih baik dibandingkan dengan sanak-saudara lain yang bertahan di Pulau Jawa.
Buah renungan itulah kiranya yang menjadikan peringatan 120 tahun kedatangan orang Jawa di New Caledonia hari ini pantas diingat dan terlebih juga dirayakan oleh diaspora Indonesia di sana maupun sanak-saudara mereka di tanah air.
Bandung, 16 Februari 2016
Sumber :
1. 115.Tahun.Mereka.di.New.Caledonia
2. melihat-peringatan-119-tahun-kedatangan-orang-jawa-di-kaledonia-baru
Sumber gambar :Â new-caledonia-surga-dunia-setelah-pulau-bali-yang-mayoritas-penduduknya-suku-jawa/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H