Kalau dibedakan sepintas memang beda, sebab Bu Walikota itu seorang pejabat karier dan sudah sangat dikenal sepak-terjang sebelumnya. Setelah melalui beberapa jenjang jabatan dan lingkup kerja yang berbeda, beliau dipercaya menjadi walikota. Penampilannya trengginas, cekatan, dan sesekali meledak-ledak bahkan melengking mirip mercon banting. Laporan media memperlihatkan jelas hal itu. Lalu kota itu bukan hanya indah dan berbunga, tetapi juga tertata, bersih, tertib, dan nyaman. Setidaknya itu pengamatanku sepintas sebagai tamu di kota itu pada suatu hari lalu.
Â
Sosok Walikota dan kenerjanya boleh saling dibandingkan, tapi tidak soal lain apalagi soal kenyamanan kotanya. Setiap warga kota pasti merasa nyaman dengan kotanya sendiri.
Â
Penutup
Begitulah ihwal kata ‘bangga dan prihatin’ termpat dimana aku tinggal. Tidak ada kota yang mutlak membanggakan, dan begitu pula sebaliknya. Yang pasti, semua kota di negeri ini insya Allah tumbuh dan bergerak ke arah lebih baik, lebih manusiasi, lebih nyaman.
Â
Kalau kita rajin mengkritik kota kita sendiri, maka perlu dipertanyakan balik sudah sebesar apakah peran dan andil kita dalam mewujudkan apa yang menurut kita ideal itu?
Â
Namun sekedar usul kiranya tidak berlebihan. Usul, antar walikota mestilah lebih intens saling membuka kartu tentang rahasia apa yang telah dilakukan hingga memetik buah kesuksesan tertentu. Bila kesuksesan setiap walikota digabung, bukan tidak mungkin hasilnya kelak bakal mendekati kesempurnaan. Itu berarti pula aneka bentuk rivalitas antra kota/kabupaten yang diselenggarakan Pemerintah Pusat selama ini belum menyentuh substansi pemecahan masalah. Â
Â