Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jokowi dalam Beberapa Tulisan Saya di Kompasiana

21 Oktober 2014   02:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:19 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku ini tidak saja bercerita tentang kenekatan, keterpaksaan, kegilaan, kebencian, dan kerakusan manusia hingga dengan sadar mengumpankan diri untuk melakukan kejahatan, tetapi juga sosok abnormal disebaliknya, dan pihak-pihak tersembunyi pada kelakuan kriminal itu.

3. ‘Sampai Botak pun Nggak Bakalan. . . . .!’, masuk kanal Catatan Harian, tayang pada 16 August 2014 pukul 01:49 WIB. Tulisan ini sedikit mengupas fenomena kebotakan alami, serta kebotakan karena nazar, dan pula sebagai ungkapan. Berikut bagian dari artikel itu:

Sesuatu yang tidak mungkin, muskil, langka terjadi, atau ungkapan lain entah, dapat diungkapkan dengan ‘sampai botak pun. . . .’. Contoh:  Sampai botak pun tidak bakalan pasangan PS-HR memenangkan kasusnya di MK kalau. . . . ! Setelah perang antar saksi, selanjutnya perang antar saksi ahli. Kita tunggu saja episode tele-‘novela’ selanjutnya.. . . .haha!

4. Panggung Sandiwara, Joko Widodo, dan Joko Bodo, tulisan berbentuk puisi, yang diposting 16 September 2014, pukul  23:23 WIB. Ide tulisan itu seputar janji politik yang tidak mungkin diwujudkan dengan cepat dengan cara-cara seperti para paranormal, satu diantaranya Joko Bodo. Bagian puisi itu :

Sedangkan Joko Widodo akan segera mengisi semua panggung publik// Bahkan pun pada panggung dadakan manakala rindu blusukan// Yang kemudian pastilah bakal menuai banyak kritik!

Inspirasi, Orientasi

Inspirasi sangat penting untuk memotivasi diri, dan bahkan menjadi orientasi. Selain Allah dan Rasul, bagi muslim bebas memilih siapa inspiratornya untuk menjalani hidup sehari-hari. Ada yang kedua orangtua, guru, kakak, tetangga, atau siapa saja. Namun Presidan ke tujuh Joko Widodo menjadi fenomena tersendiri untuk memberi  inspirasi.

Dalam kaitan dengan tulisan, saya entah bagaimana awal mulanya, menginpirasikan sosok Jokowi. Maka lahirlah dari sana beberapa tulisan ringan, berupa komentar maupun artikel. Bagi penulis mumpuni mungkin sudah melahirkan buku baru. Tapi saya belum sampai tahap itu. Saya cukup puas menjadi ‘silent majority’, dan lebih puas lagi karena melihat hari ini Jokowi dan Jusuf Kalla dilantik meski dari layar televisi. Dan seperti semua orang, saya hberharap dibawa figur keduanya negeri ini akan adil-makmur-aman-sejahtera. Dalam bahasa agama, menjadi negeri yang ‘baldatun tayibatun wa rabbun ghofur’ (gemah ripah loh jinawi - sejahtera penuh keadilan). Insya Allah, amin YRA.

Bandung, 20 Oktober 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun