Mohon tunggu...
Sugiyanta Pancasari
Sugiyanta Pancasari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Cerita dan Catatan" Yang tak boleh menua, dilumat usia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Atas Sepeda Tua Kucium Wangi Hitam Rambutmu

6 April 2021   02:30 Diperbarui: 6 April 2021   02:41 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

terngiang kenang, berserak dicincang gelombang,
ditikam terik yang memanggang
jalan-jalan lengang menyusuri bait-bait puisi
pada hitam rambutmu yang panjang
pada tarian bola matamu yang gagal kubawa pulang
kau sesamar bayang, aku segelap cahaya ruang

aku menyebutnya syahdu
saat kucium harum wangi hitam rambutmu, yang dipermainkan angin penuh rasa cemburu
sepeda tua itu terlalu gagah meringkus tubuh mungilmu,
yang meringkuk manja di atas palang besi
meluncur perlahan dan berharap kita tersesat dan
terlambat pulang

jujur,
aku tak bisa melupakannya
meski setiap kuingat, uban di rambutku
rontok satu-satu

sungguh,
aku tak mampu menghapusnya,
meski setiap kuingat, gigi goyangku
tanggal satu-satu

Jogja, 1982-2021
Puisi Sugiyanta Pancasari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun