Puisi SUGIYANTA Pancasari
negeri ini seperti begitu rapuh
korupsi semakin menjadi dan tak tersentuh
demokrasi seakan runtuh
sia-sia rakyat tunduk dan patuh
apa sih susahnya berlaku jujur dan adil
fasilitas serba oke, gaji sudah pasti gede
ini negara hukum bukan hutan belantara
taati aturan dan jangan berlakukan hukum rimba
tapi rupanya kuping telanjur tebal
dan mata, harta dunia telah membutakannya
pun hati nurani dibiarkan mati
harkat dan martabat tega dikebiri
mimpi tentang reformasi, hanya sebatas melankoli
hancur berkeping digilas Ankara dan anarki
kami adalah tumbal-tumbal demokrasi
jerit dan tangis kami mana ada yang peduli
jangankan berjuang untuk masa depan kami
hak-hak rakyat pun jarang yang dipenuhi
demo dan amuk massa selalu menghantui
mengisi lembaran kelabu penuh tragedi
gonjang-ganjing dan hiruk-pikuk kasus korupsi
anggap saja sebagai penghias dan aksesori
para pelaku gagal dijebloskan ke bui
karena penegak hukum semakin ciut nyali
makanya jangan kaget dan heran
melihat koruptor bebas bergentayangan
bahkan masih menyandang berbagai jabatan
harta negeri ini benar-benar dijadikan Bancakan
anak-anak negeri kehilangan masa depan
gedung sekolah ambrol malah dijadikan tontonan
proyek-proyek besar malah lebih diprioritaskan
generasi esok benar-benar tak lagi punya teladan
Jogja, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H