Mohon tunggu...
Sugito Maulana Saputra
Sugito Maulana Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jadilah dirimu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Program MBKM CHILL: Solusi Inovatif untuk Menjawab Tantangan Kebutuhan Tenaga Kerja dan Pengembangan BUMN

12 Juli 2024   17:00 Diperbarui: 12 Juli 2024   17:13 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era globalisasi dan digitalisasi, dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai tantangan dan tuntutan baru. Dunia kerja semakin kompetitif dan menuntut lulusan yang memiliki kompetensi mumpuni, tidak hanya dalam penguasaan teori tetapi juga dalam penerapannya di dunia nyata. Sistem pendidikan tradisional seringkali dianggap kurang mampu membekali mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoritik maupun kesenjangan praktis.

Melihat kondisi tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program MBKM memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar diluar kampus, seperti magang, studi independen, mengikuti proyek kemanusiaan, dan mengikuti program pertukaran pelajar. Selama pelaksanaannya program ini telah membuahkan hasil yang sangat positif dimana program ini telah membantu banyak alumni untuk mendapatkan pekerjaan lebih cepat.

Kesuksesan program MBKM telah membuat banyak instansi tertarik untuk bergabung dan membuat program yang sama, salah satunya adalah program Merdeka Belajar di Collaboration Hub Innovation Learning Lab (CHILL). Program CHILL merupakan program MBKM yang diselenggarakan oleh PT Jasa Raharja dan bekerjasama dengan Universitas Brawijaya dan Edtech ngeLESin. Dalam pelaksanaannya, program MBKM CHILL akan dilaksanakan kurang lebih selama 4 bulan dan dilakukan secara offline di ruangan laboratorium CHILL yang terletak di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Untuk dapat mengikuti program, mahasiswa harus melakukan pendaftaran dan lulus dari tes yang telah disediakan oleh pihak CHILL, 20 mahasiswa terpilih yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya akan dibagi menjadi 4 kelompok dan menjalani 3 sesi, yaitu sesi pembelajaran, sesi penyampaian problem statement, dan sesi pengerjaan proyek dan mentoring. Sesi Pembelajaran merupakan sesi pertama yang dilakukan dimana semua peserta akan mendapatkan materi pembelajaran dari para dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, seperti materi mengenai business communication, technological innovation, design thinking, risk management, leadership, dan lain-lain, sesi pembelajaran ini dilakukan mulai hari senin sampai hari jum'at  selama 5 minggu. Sesi kedua merupakan sesi penyampaian problem statement, pada sesi ini pihak CHILL akan mengundang beberapa stakeholder PT Jasa Raharja seperti pihak Kepolisian Republik Indonesia, Rumah Sakit, Supeltas, Dinas Perhubungan, dan lain-lain untuk memberikan informasi mengenai kondisi lalu lintas saat ini dan permasalahan yang terkait dengan kecelakaan lalu lintas dan permasalahan organisasi dari masing-masing stakeholder. Sesi yang terakhir adalah sesi pengerjaan proyek dan sesi mentoring, pada sesi ini masing-masing kelompok akan memulai untuk mengerjakan proyek dan melakukan konsultasi secara intens kepada masing-masing mentor di setiap kelompok.

Beragam proyek telah dikerjakan oleh masing-masing kelompok, salah satunya adalah proyek sistem Vehicle Law Observation and Road Accident atau bisa disebut dengan VELORIS yang dikerjakan oleh kelompok 3 pada program tersebut. Proyek ini secara umum bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan melalui penguatan pengawasan, sistem ini merupakan penyempurnaan dari ETLE dimana area-area yang sebelumnya tidak terjangkau oleh ETLE dapat diawasi dengan menggunakan kamera yang memiliki resolusi lebih rendah dan memanfaatkan teknologi artificial intelligence untuk mendeteksi pelanggaran lalu lintas dan pemrosesan sanksi untuk pelanggar lalu lintas. Selain itu, dengan menggunakan artificial intelligence sistem VELORIS dirancang untuk melakukan pendeteksian kecelakaan, sehingga kepolisian akan dengan mudah menemukan kecelakaan lalu lintas dan dapat mempermudah pembuatan laporan kepolisian untuk kecelakaan lalu lintas. Selain untuk kepolisian, melalui pencegahan kecelakaan lalu lintas dan pengurangan fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas, diharapkan sistem ini juga berkontribusi dalam penghematan biaya klaim asuransi terhadap PT Jasa Raharja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun