Mohon tunggu...
sugita
sugita Mohon Tunggu... Guru - Menulis merupakan bagian hidup

Menulis untuk bahagia

Selanjutnya

Tutup

Diary

Liku-Liku Hidup (6)

9 Desember 2021   11:00 Diperbarui: 10 Desember 2021   21:23 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Menginjak   kelas 5 SD sekitar tahun 1976  pada awalnya normal-normal saja tidak ada gejala  perubahan  di sekolah perkiraaan  akhir tahun ajaran segera naik kelas 6. Rasanya lama sekali sekolah sampai 6 tahun , ternyata di akhir tahun ada perubahan memdadak yaitu perubahan tahun ajaran dimulai bulan Juli 1977 . Sehingga semula tahun ajaran baru bersamaan dengan tahun baru diubah , menurut penjelasan dari pak salam guru IPS saat itu alasannya yakni ;

1.   Mencegah terjadi Inflasi ( kenaikan harga ) tinggi . Jika tahun ajaran baru bersamaan tahun baru kenaikan harga barang sangat           tinggi . Hal ini karena pelaksanaa APBN baru bersamaan dengan meningkatkanya kebutuhan penduduk memenuhi kebutuhan pendidikan anak -anak sekolah , maka dari di ubah tahun ajaran barunnya .

2.   Penyesuaian waktu dengan negara -negara maju. Alasan nya jika anak -anak lulusan SMA di Indonesia ingin melanjutkan ke luar negeri ada jangka waktu 6 untuk bulan untuk penguasaan Bahasa asing . Sehingga ketika tahun ajaran baru tiba bisa langsung mendaftar.

Dengan adanya pergeseran waktu selama 6 bulan maka pada saat akhir tahun 1976 hanya dilaksanakan Test Diagnostik pada bulan Desember tersebut. Mengingat saat itu masih anak kelas 5 SD , belum tahu tentang Kurikulum ,diikuti saja yang dilakukan oleh sekolah .

         Lain halnya dengan keadaan sehari -hari ,saat itu  setiap malam mulai dari anak -anak sampai orang dewasa berjejal -jejal  nonton TV di rumah mbah Mul . Maklum waktu itu satu desa baru 1 orang yang punya televise ,itupun masih memakai Accu ( Aki ). Jika malam minggu TV dihidupkan nonstop  dari jam 5 sore sampai tutup acara tengah malam ,sedangkan hari -hari biasa dari jam 5 sore sampai jam 8 malam .

        Sedangkan keadaan jalan utama desa masih berupa batu makadam ( batu -batu yang disusun rapi dan besar -besar ) agar tidak becek  dan bisa dilewati ketika musim penghujan.Riuh -riak warga desa tergantung adanya kegiatan pertanian , saat musim panen dan musin tanam ramai , sedangkan hari -hari biasa sepi tiada kisah .

       Ketika itu bapak masih punya pangon ( sebutan  orang yang merawat dan mencari kan rumput sapi ) karena ada 2 sapi besar dan 5 ekor kambing milik simbah . Sedangkan bapak sawah garapannya lumayan luas , selain sawah sebagai kuli kenceng juga ada 3 petak sawah gadai /sewaan tahunan . Pada musim garapan sawah banyak  sering memggunakan jasa buruh tani untuk menggarap  sawah.

     Tahun itu pula ada perubahan  baru di rumah ,setelah panen ubi rambat bapak minta tolong budhe membeli radio di Madiun , saat itu aku yang diajak membeli radio  philips warna hitam 3  band ,yakni SW 1,SW2, dan MW dan juga membeli lampu petromak merek Vulkano. Entah ada angin dari mana saya kurang tahu  kok tiba -tiba ada perubahan . Biasanya kalau habis panen kacang ataupun ubi rambat tambah lagi sewa sawah terus  ,setahu saya . Setelah beberapa minggu menelisik tentang perubahan baru ternyata dari pengaruh kakak ibu dan adik -adiknya  . Semua kakak dan adik -adiknya sudah punya alat -alat itu  kenapa bapak mu belum sendiri , cerita simbok . Alkhamdullilah aku yang menikmatinya gumanku.

     Dengan alat -alat baru tersebut dapat dimanfaatkan mengenal tekhnologi masa itu ,walaupun kalau dibandingkan jaman sekarang tidak ada apa -apanya .Radio saat itu selain untuk mendengar berita juga sebagai hiburan di pedesaan . Sedangkan lampu petromak sebagai alat penerangan waktu acara -acara besar bahkan akhirnya digunakan untuk belajar sehari -hari dari pada menggunakan lampu teplok.

   Ternyata semua membawa manfaat  hingga kini , terima kasih pengorbanan mu bapak dan simbok (ibu) selalu kudoakan dari alam dunia untuk mu di alam kubur.Amiin.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun