Setelah hampir 29 tahun lalu saya untuk peratama kalinya datang ke Kompleks Candi Gedongsongo ini, bertepatan hari libur nyepi, 21 Maret 2015, bertiga dengan pak Bain Saptaman dan pak Giman, kawan-kawan guru di SMP 3 Gedangsari, saya berkunjung untuk kedua kalinya.
Dengan dua sepeda motor kami bertiga beriringan menelusuri jalan beraspal dari Jogjakarta menyusur jalan raya Yogya- Semarang, dan setelah SPBU Bedono saya mengambil jalur alternatif ke arah kiri. Jalannya memang sempit dan tidak terlalu bagus dengan lintasan naik turun dan berkelok-kelok di lereng dan pungung bukit, akhirnya sampailah kami di Sumowono. Satu kesalahan kami lakukan, jalur yang seharusnya berbelok ke kanan, namun saya ambil ke kiri.
Setelah beristirahat sebentar di warung pinggir jalan untuk minum kopi dan mendapat penjelasan arah yang harus kami ambil, maka perjalanan kami teruskan. Tiba di lokasi objek wisata ini, ternyata sudah sangat ramai. Begitu memasuki kawasan peninggalan sejarah ini, kami dihadapkan dengan Candi Gedong 1.
[caption id="attachment_374177" align="aligncenter" width="376" caption="Pak Bain Saptaman dan Pak Giman narsis di Candi Gedong 1"][/caption]
Puas mengamati candi Gedong 1, kami mengikuti penujuk jalan untuk menuju Candi Gedong 2. Ternyata jalur yang kami tempuh untuk pengunjung berjalan kaki lebih jauh memutar, padahal mestinya bisa mengikuti jalur untuk kuda yang jauh lebih pendek. Setelah menempuh perjalanan yang cukup menguras tenaga, sampailah kami di Candi Gedong 2.
[caption id="attachment_374179" align="aligncenter" width="300" caption="Candi Gedong 2"]
[caption id="attachment_374181" align="aligncenter" width="300" caption="Patungnya jalan-jalan"]
Setelah puas mengamati keindahan panaorama maupun peninggalan budaya, dan setelah beristirahat sebentar untuk sekedar minum dan makan dari bekal yang dibawa pak bain Saptaman, kami melanjutkan ke Candi Gedong 3, Kepundan (Kolam air panas), Candi gedong 4, dan Candi Gedong 5.
[caption id="attachment_374184" align="aligncenter" width="300" caption="Saya dan pak Giman di Candi Gedong 3"]
[caption id="attachment_374185" align="aligncenter" width="300" caption="Candi Gedong 3 dipandang dari atas"]
[caption id="attachment_374182" align="aligncenter" width="300" caption="Saya dan pak Giman dengan latar belakang kepundan yang mengepulkan asap belerang"]
[caption id="attachment_374183" align="aligncenter" width="300" caption="Gaya pak Bain lainnya"]
[caption id="attachment_374186" align="aligncenter" width="300" caption="Tiga Lelaki Tua bergaya di Candi Gedong 4"]
[caption id="attachment_374187" align="aligncenter" width="300" caption="Candi Gedong 5, sesungguhnya adalah kompleks candi ke sembilan"]
Di Gedong 5 inilah terjadi kekisruhan sedikit, karena pak Giman hilang dari pengamatan kami. Setelah saling bertelepon (untungnya ada sinyal), kami kembali berkumpul di kolam air panas, kemudian turun ke situs air suci. Di sini kami menyempatkan diri untuk menunaikan kewajiban sebagi muslim, dan kemudian bersiap untuk pulang.
[caption id="attachment_374189" align="aligncenter" width="300" caption="Pancuran air untuk sesuci. Banyak sesajen di atasnya, namun bagi muslim untuk berwudlu dan kemudian menunaikan sholat di tempat sembahyang di dekatnya"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H