Mohon tunggu...
Kang Sugita
Kang Sugita Mohon Tunggu... pegawai negeri -

seorang bapak guru di pelosok gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenang Tradisi Lama (3): Megeng

23 Juni 2013   15:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:33 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Megeng dalam konteks tradisi dusun kami bukanlah meugang pada tradisi budaya Aceh yang dilaksanakan dengan semacam pesta daging sapi. Meski sama-sama dilakukan dalam rangka memasuki bulan Romadhon, namun megeng dalam tradisi di dusun kami cukup sederhana. Sehari sebelum puasa Romadhon, maka hampir semua warga melakukan padusan, mandi besar dengan keramas (bukan mandi jinabat). Sebagian besar orang tua akan keramas dengan air yang dicampur dengan abu rebusan merang (tangkai padi). Meski sebagian besar warga tidak melaksanakan ibadah puasa, namun tradisi megeng ini tetap mereka laksanakan.

Esok harinya, ketika warga yang menjalankan puasa menikmati makan sahur, hampir seluruh warga bangun tidur untuk menghidupkan tungku api, memasak. Bagi meureka yang berpuasa, memang disunnahkan untuk makan sahur. Namun mereka yang tidak berpuasa pun akan terbangun juga untuk memasak. Dan, salah satu masakan yang pasti disiapkan adalah menggoreng ikan asin sebagai lauk makan.

Saya ingat kata-kata simbok saya ketika menyiapkan sahur pada saat megeng ini ketika saya tanya mengapa mesti harus menggoreng ikan asin. "Supaya syech Bela Belu mengetahui kalau kita juga menyambut puasa, karena ketika beliau berkeliling mencium aroma ikan asing goreng dari rumah kita". Memang pada kenyataannya kedua orang tua saya tidak pernah berpuasa di bulan romadhon, dan hanya saya sendiri yang melaksanakannya sejak saya usia belasan tahun.

Itulah megeng pada masyarakat kami waktu itu. Meski tidak berpuasa, namun mereka tetap menyambut kehadiran bulan Romadhon dengan upacara megeng.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun