Mohon tunggu...
Kang Sugita
Kang Sugita Mohon Tunggu... pegawai negeri -

seorang bapak guru di pelosok gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Satu Jam di Candi Ijo

5 Juli 2012   09:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:16 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamis pagi, 5 Juli 2012, setelah sarapan pagi, dengan Kaze Zone kesayanganku, gadis kecilku nangkring di depan supaya dapat menikmati seluruh perjalanan secara lebih leluasa. Melaju dengan kecepatan tidak lebih dari 40 km/jam, setelah keluar dari kampung saya telusuri tepian selokan Mataram hingga tiba di Ayam Goreng candi Sari yang terkenal, terus ketimur sampai di Prambanan, ambil ke selatan. Pada sebuah pertigaan di dusun Gumuk, Madurejo belok ke kiri melewati jalan di sebelah selatan MBS (Muhammadiyah Boarding School) ke timur, berbelok ke selatan di Mejasem, kemudian di selatan dusun berbelok ke timur. Mulai jalanan menanjak dengan jalan yang lumayan bagus, namun setelah beberapa ratus meter di tanjakan ada beberapa ruas jalan yang rusak, meski tidak terlalu parah; hal ini disebabkan banyaknya kendaraan (truk pengangkut batu) yang kelebihan muatan. Setelah melewati SMP 4 Prambanan, Sleman, beberapa ratus meter berikutnya tibalah di lokasi Candi Ijo, kira-kira pukul 08.25 pagi. Di tempat parkir, beberapa petugas dari Balai Purbakala tengah bersiap melaksanakan tugas hari itu. Setelah mengisi buku tamu (petugas tidak menarik retribusi, namun sebaiknya anda memberikan kontribusi), saya bersama gadis kecilku menaiki sebuah tangga batu sebagai pintu ke lokasi Candi. Tak ada pengunjung, hanya ada dua gadis kecil (mungkin anak-anak dari petugas Balai Purbakala), dan beberapa anak lelaki setempat tengah bermain di pelataran candi. [caption id="attachment_192571" align="alignnone" width="300" caption="Candi induk, dari arah timur"][/caption] [caption id="attachment_192572" align="alignnone" width="300" caption="di tangga candi sisi barat, dengan dua gadis anak petugas BP3"]

1341480168928274737
1341480168928274737
[/caption] Di kompleks bangunan utama, terdapat satu candi induk menghadap ke barat dengan lingga dan Yoni di dalamnya, di depannya terdapat tiga candi perwara menghadap ke timur. Dari ketiga candi perwara, yang paling selatan terdapat lingga namun tanpa yoni, pada candi perwara yang tengah terdapat arca nandi (lembu andini) dan sebuah altar, sedang pada candi paling utara tidak ada altar maupun lingga. Namun menilik bagian dalamnya yang terdapat sumuran barangkali isinya telah diamankan. [caption id="attachment_192576" align="alignnone" width="300" caption="gadis kecilku bergaya di pintu candi induk"]
13414806261076515183
13414806261076515183
[/caption] [caption id="attachment_192578" align="alignnone" width="300" caption="anis di samping lingga-yoni di dalam ruangan candi induk"]
13414807091351050274
13414807091351050274
[/caption] [caption id="attachment_192580" align="alignnone" width="300" caption="tiga candi perwara di depan candi induk"]
1341480840881412039
1341480840881412039
[/caption] [caption id="attachment_192586" align="alignnone" width="300" caption="anis menaiki arca nandi (lembu andini) di dalam candi perwara tengah, di sebelahnya terdata struktur batu yang mungkin merupakan altar/pedupaan"]
1341481680664207207
1341481680664207207
[/caption] Dari pelataran candi utama ini, kita bisa saksikan di sebelah barat terdapat sekelompok candi  (menurut petugas masih menjadi satu kesatuan dengan candi induk) yang salah satunya sudah berhasil direhab menghadap ke barat meski cukup kecil namun ada ruangan cukup luas di dalamnya, dengan lubang-lubang ventilasi pada dindingnya. Tepat di depan candi, terdapat semacam altar berbentuk persegi setinggi pinggang orang dewasa, dengan ukuran 3m x 3m. Sedang di sebelahnya setidaknya ada dua reruntuhan candi, yang strukturnya cukup jelas terlihat. [caption id="attachment_192582" align="alignnone" width="300" caption="salah satu reruntuhan candi di sebelah barat kompleks utama candi ijo"]
13414810151787907296
13414810151787907296
[/caption] [caption id="attachment_192584" align="alignnone" width="300" caption="anis duduk di atas altar di depan sebuah candi kecil yang terdapat raungan cukup luas di dalamnya"]
1341481384322507130
1341481384322507130
[/caption] Sedikit agak jauh, terdapat satu candi terpisah, yang terbuat dari batu putih, namun dalam keadaan yang rusak parah, yang menurut penuturan salah satu petugas cukup sulit untuk merekonstruksinya, mungkin karena sebagian batunya telah hilang (rusak) Memang ada upaya dari pihak Balai purbakala untuk menata lingkungan candi ini, terlihat adanya petugas yang tengah melakukan pekerjaan, baik mengidentifikasi bebatuan maupun yang melakukan pekerjaan penguatan kontruksi talud. [caption id="attachment_192585" align="alignnone" width="300" caption="sejumlah pekerja tengah melakukan penggalian"]
13414815611493718458
13414815611493718458
[/caption] Sampai jam 09.45 ketika saya bersiap meninggalkan lokasi candi ini, tidak ada satu pun pengunjung yang datang. Memang ada sejumlah anak-anak diiringi gurunya, datang dari arah bawah, namun apakah tujuan mereka ke candi Ijo ini atau tujuan lain saya tidak tahu. Menurut petugas, pengunjuung akan lumayan banyak pada hari sabtu atau minggu, dan biasanya mereka datang pada sore hari. selain cuaca sore lebih sejuk, namun pemandangan dari tempat ini lumayan baik. Terlebih lagi kita bisa menyaksikan kota Yogyakarta dari kejauhan dengan cukup leluasa. Ya.............. Candi ijo, candi hindu yang menyendiri di ketinggian dan dalam kesunyian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun