Mohon tunggu...
Kang Sugita
Kang Sugita Mohon Tunggu... pegawai negeri -

seorang bapak guru di pelosok gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Srigunting

11 Oktober 2011   14:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:04 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kala itu..........

puluhan tahun yang lalu

nyaring kicaumu di pagi subuh

membangunkanku dan seluruh keluargaku

dari puncak pohon  tinggi menjulang

nyanyianmu merdu menggugah kalbu

menandai pagi tiba

bagai isyarat bagi kami untuk segera jaga

ketika anak-anak mulai berangkat ke sekolah

engkau masih setia di gardu penjagaanmu

setiap kali engkau melayang sebentar

sessat kemudian engkau kembali bertengger di puncak sana

seakan mengumumkan ........... ini daerah kekuasaanku

tatkala seekor elang atau gagak lewat melintas

meski tubhmu kecil tak sebanding mereka

dengan berani engkau usir mereka

hingga mereka terbirit-birit kabur

namun......................

kini aku kehilangan

tak pernah lagi kudengar nyanyian merdumu

nafsu serakah manusia telang merampas semuanya

gardu penjagaanmu dirobohkan demi lembaran uang

dirimu pun diburu demi hiasan pajangan

kini, aku dan anak-anakku

tak lagi mendengarmu bernyanyi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun