Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[HUT-2 RTC] Pantun Pelipur Hati

1 April 2017   22:42 Diperbarui: 2 April 2017   07:00 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: www.shutterstock

PANTUN PELIPUR HATI

Bangun rumah cermati genting

Datang badai takkan tercabik

Memang baik jadi orang penting

Tapi lebih penting jadi orang baik

Pergi ke Jakarta naik kereta

Jangan lupa beli kain katun

Jujurlah  setia sembada bijaksana 

Pikir ucap dan tindak santun

Angin bertiup padi melambai

Nampak layangan berkibar di atas

Tak henti tiap detik merajut pekerti

Bangun generasi insan berkualitas

Ke mana larinya anak dara

Unjuk kebolehan di atas pentas

Wahai kaum muda se-Nusantara

Siapkah songsong Indonesia emas?

Beli pin gambar Sengkuni

Tambah buku gambar Garuda

Jadi pemimpin harus melayani

Agar dicinta pengikut setia

Inilah dia si Jali-jali

Lagu lama dar Jakarta

Inilah pantun pelipur hati

Boleh direnung di mana suka

bandung, 010417

rumpies-58dfca1ced9273b93a253432.jpg
rumpies-58dfca1ced9273b93a253432.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun