Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahok, dan Kita pun Perlu Belajar Ini!

16 Desember 2016   13:27 Diperbarui: 16 Desember 2016   18:07 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar keluhan itu, Ibarat pun membalas, “Orang-orang itu menghindarimu bukan karena kau tua. Bukankah aku juga tua sebagaimana engkau? Namun, semakin tua usiaku, semakin banyak orang yang menyukaiku. Mari, aku sampaikan suatu rahasia. Setiap orang menyukai hal-hal yang sedikit saar-samar dan cantik. Mari, aku pinjami kau pakaian indahku ini, maka akan kau lihat orang-orang yang menyingkirkanmu tadi akan mengajakmu ke rumah mereka, dan senang dengan kehadiranmu”.

Lalu, Kebenaran mengikuti saran dari Ibarat. Ia mengenakan pakaian indah yang dipinjamnya dari Ibarat. Dan, sejak saat itu, Kebenaran dan Ibarat selalu berjalan bergandengan tangan.

Nah, saudara-saudara, seringkali kebenaran yang disampaikan secara langsung terasa menyakitkan, menakutkan dan tak dimengerti. Namun, kebenaran yang disampaikan di balik cerita dan kisah-kisah selalu mudah diterima tanpa harus merasa dinasihati.

Bagaimana tanggapan Anda ketika mendengar sebuah kisah tentang seorang buta yang berjalan pada malam gelap dan di tangan kirinya membawa sebuah  lampu penerang? Ketika orang-orang yang awas mengetahuinya an bertanya kepadanya, mengapa ia membawa lampu padahal ia tidak juga melihat, ia pun memberikan alasan. “Saya membawa lampu ini bukan untuk saya, tetapi untuk orang lain, supaya mereka tahu, bahwa saya tidak dapat menikmati cahaya dalam kegelapan ini!”

Begitu!

Sumber kisah: Mengukir Takdir, Kanisius, 2008.

Bandung, 16122106

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun