Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Rose RTC] Septem Dolorem

16 September 2016   16:34 Diperbarui: 16 September 2016   18:24 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1

saat-saat kuntum merekah menguar asri

kini mengakar mekar berkembang menjulang

biji sesawi yang kau taburkan di hati

memenuhi taman sari puspa nurani

seorang peramal ingin memetik arumsari

berbisik angin kemarau menebar galau

sebilah pedang akan menembus uluh hati

saat kau saksikan anak semata wayang

menebar pandang sayang

2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun