sumber gambar: sesawi.net
RENDAH HATI
Secara harafiah, berdasarkan Wikipedia Bahasa Indonesia, hati adalah kelenjar terbesar atau organ tubuh berwarna kemerah-merahan, terletak di sebelah kanan rongga perut, tepatnya di bawah diafragma. Fungsinya sebagai alat ekskresi, membantu fungsi ginjal dalam proses detoksifikasi, yaitu memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dengan nitrogen dan asam amino, menjadi amonia, urea, asam urat.
Kemampuan hati untuk melakukan regenerasi merupakan suatu proses yang sangat penting agar hati dapat pulih dari kerusakan yang ditimbulkan dari proses detoksifikasi dan imunologis. Hati juga merupakan organ yang menopang kelangsungan hampir seluruh organ lain di dalam tubuh. Lokasi yang sangat strategis dan fungsi multidimensional itu membuat hati sangat rentan terhadap datangnya berbagai penyakit.
Banyak istilah yang digunakan dengan padanan kata “hati” ini. Baik yang bermakna lugas maupun simbolis. Yang jelas, hati letaknya di dalam tubuh kita. Ada : sakit hati, makan hati, malu hati, buah hati, patah hati, panas hati, dingin hati, beku hati, keras hati, lembut hati, tumpul hati, tulus hati, sampai hati, besar hati, kecil hati, sabar hati, tabah hati, hati-hati, tinggi hati, rendah hati, dan sebagainya.
Mengacu pada makna simbolis, dapat dikatakan bahwa, orang yang mempunyai fungsi sangat vital dan strategis, kualitasnya pun diatas rata-rata, namun tidak mau menonjolkan dirinya, itulah orang yang ’punya hati’.
Secara filosofis, hati adalah sesuatu di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan bathin, dan tempat menyimpan pengertian serta perasaan. Semakin dalam pengertian dan perasaan itu tersimpan, semakin orang itu disebut rendah hati.
Rendah hati adalah sifat pribadi yang bijak, dapat memosisikan sama antara dirinya dengan orang lain, tidak merasa lebih pintar, lebih jago, lebih kuasa, lebih mahir, lebih tinggi, lebih mulia, namun ia dapat menghargai orang lain dengan tulus.
Orang yang rendah hati, menurut berbagai sumber yang dikumpulkan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Ia tidak merasa perlu menyombongkan diri, ia berusaha membahagiakan hati orang lain. Ia mau mendengarkan pendapat orang lain, saran dan kritik dari orang lain. Ia senantiasa bertanggung jawab serta berani mengakui kesalahan,meminta maaf dengan tulus jika melakukan kesalahan baik kesalahan yang disengaja mauoun tidak. Ia bisa menunjukkan rasa empati dan peduli pada orang lain. Ia menyadari akan keterbatasan kemampuan dirinya, jauh dari kesempurnaan. Ia terus belajar, terbuka, suka berbagi, mendengarkan secara aktif. Ia menjalin hubungan yang harmonis kepada semua pihak. Ia senantiasa ramah dan suka melayani dengan tulus.
Jadi, orang yang rendah hati bukanlah yang tidak punya pengertian atau perasaan. Justru mereka memilikinya dalam kadar yang sangat baik, dan tersimpan dalam-dalam. Hal ini menyebabkan sebagian orang mengategorikan mereka sebagai orang yang sederhana, bersahaja.
Orang yang rendah hati mempunyai tabiat baik, terutama tidak sombong, tidak arogan atau angkuh. Tidak mementingkan diri sendiri. Mereka selalu memperbarui diri secara bertahap. Mereka terus belajar, mereka terus bertumbuh, namun tanpa pretensi untuk menekan. Ini membuat diri dan karakter mereka kuat, sehat, dengan keinginan untuk melayani yang sangat kuat pula.
Mereka sadar dan penuh pertimbangan, membuat dirinya seimbang, tidak berlebihan, mampu menguasai diri, dan bijak. Sebagai gambaran, mereka jujur pada diri sendiri, mau mengakui kesalahan dan tidak mengagungkan keberhasilan, sebab hasil dianggapnya sebagai buah dari kerja.
Orang yang rendah hati, tidak sekalipun menganggap yang lain lebih rendah daripada dia. Kontribusi rekan kerja dan orang-orang di sekitarnya sangat dihargai. Oleh sebab itu, orang yang rendah hati sangat dikasihi oleh Yang Maha Kuasa.
Rujukan:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H