Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Pak Tjip 73] The Beauty of Pak Tjip

21 Mei 2016   21:32 Diperbarui: 21 Mei 2016   23:06 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Kualitas kecerdasan keenam dalam kehidupan adalah kualitas kecerdasan keseimbangan (balance). Kecerdasan ini membuat hidup manusia tidak jomplang, menjadi seimbang.  Seimbang antara rohani dan jasmani, pribadi dan sosial, keluarga dan masyarakat, fisik dan spiritual. Keseimbangan ini membuat manusia sadar akan keberadannya, baik secara sendiri maupun bersama, mampu menempatkan diri secara pas dalam berbagai kondisi dan situasi. Keseimbangan itulah yang membuat manusia hidup dengan BENAR. Pak Tjip dan Bu Lina telah mencapai titik ini.

            Six-Q yang merupakan konsep kualitas keunggulan manusia, mengantarkan manusia untuk menyadari bahwa :

  • Hidup adalah saat ini dan di sini, hic et nunc.
  • Siapakah saya dan di mana saya berada.
  • Ke mana saya akan pergi? Tujuan hidup kita.
  • Mengapa saya harus pergi dan bagaimana saya tiba di sana.
  • Melalui makna hidup menuju hidup yang penuh makna.
  • Tinggal landas dan mendarat dengan indah.

Sosialita Intelektual dan Panduan yang Suportif

            Michelle Arbeau, numerologis para selebritis dunia, dalam bukunya yang berjudul The Energy of Words, membahas setiap kata dari tiga perspektif: berdasarkan kamus, numerologi dan hukum tarik-menarik. Berdasarkan kamus mengungkap apa arti kata tersebut bagi kita dan dari sudut pandang sosial. Numerologi dan bilangan menyoroti frekuensi dan getaran  dari sebuah kata dari sudut pandang energi yang dikandung oleh kata tersebut, positif atau negatif. Hukum tarik menarik mengungkapkan apakah getaran kata itu sejalan dengan apa yang kita bayangkan.

            Arbeau membuat tabel bagan konversi abjad Latin dengan angka. Setiap huruf dalam alfabet diberikan bilangan dari 1-9, diawali dengan huruf pertama, dan pelabelan berurutan sampai tercapai bilangan 9, lalu kembali lagi. A = 1, B = 2, C = 3, D = 4, E = 5, F = 6, G = 7, H = 8, I = 9, J = 1 dst.

Dari tabel itu jika diterapkan pada nama TJIPTADINATA EFFENDI akan muncul angka 44 untuk Tjiptadinata dan 40 untuk Effendi. Jika digabungkan: 4+4 = 8, 4+0 = 4. 8+4 = 12, 1+2 = 3. Akhirnya kita dapatkan hasil akhir angka 3. Angka ini jika dicocokkan dengan daftar makna bilangan dasar, akan kita dapatkan makna Sosialita Intelektual. (1 = Pelopor, 2 = Panduan yang Suportif, 3 = Sosialita Intelektual, 4 = Pelaku Praktis, 5 = Seniman Ekspresif, 6 = Visioner Kreatif, 7 = Pencari Kebenaran, 8 = Pemimpin Bijaksana dan Independen, 9 = Humanitarian Idealistis).  

Setiap angka memiliki kata kunci positif dan negatif. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan setiap angka. Kekuatan untuk ditingkatkan, kelemahan untuk diminimalisasi.

Kembali kepada Pak Tjip. Hasil akhirnya adalah 3. Sosialita Intelektual. Menurut Arbeau, Tiga (3) adalah bilangan latar pikiran pertama. Sebagai bilangan imajinatif namun rasional, ia mewakili aktivitas otak kiri. Tiga (3) adalah imajinasi dan memori dan terkait dengan bilangan 1 dan 2. Ekspresi dari bilangan 3 ini secara langsung terkait dengan energi inntuitif dan sensitif dari 2, dan ekpresi verbal dari 1. Tiga dilambangkan dengan segitiga yang menghubungkan pikiran (3), tubuh (1), dan jiwa (2). Kata kunci positif: analitis, cerdas, humoris, sosial, sensitif, jeli, persatuan, dan inspiratif. Kata kunci negatif: kritis, sia-sia, keagungan, meragukan diri, kritik diri, terlalu analitis, dan ragu-ragu.

Akan halnya nama Ibu ROSELINA TJIPTADINATA, jika kita konversikan dengan angka, akan muncul angka 12 atau 3 untuk Roselina, dan 8 untuk Tjiptadinata, yang jumlah akhirnya adalah 3 + 8 = 11. 1 + 1 = 2. Hasil akhirnya angka 2. Dua (2) adalah Panduan yangSuportif. Dua (2) adalah bilangan latar jiwa yang pertama. Ia mewakili alam dualistik kita sebagai makhluk spiritual di dalam tubuh fisik. Dua mewakili kebutuhan kita untuk menemukan keseimbangan antara dua sisi diri kita yang berlawanan ini. Ia adalah bilangan intuisi, kepekaan dan kerjasama. Kata kunci positif: keseimbangan, kerja sama, sensitif, intuitif, mendukung, dan harmonis. Kata kunci negatif: kontras, ketergantungan, tidak pasti, penurut, pasif, dan hipersensitif.

Jika antara angka Pak Tjip dan angka Ibu Lina kita gabungkan, 2 + 3 = 5. Hasil akhirnya 5. Lima adalah Seniman yang Ekspresif. Lima (5) adalah bilangan tengah latar jiwa dan juga bilangan pusat. Ia melambangkan hati dan emosi. Sebagai bilangan pusat 5 menghubungkan energi dari semua bilangan lain. Lima merupakan “hati dan jiwa” dari bilangan dasar. Ia harus memiliki kebebasan untuk mengekspresikan dirinya sebagai energi tak menentu dan perubahan yang mengalir bebas. Energi lima meminjamkan kita kemampuan untuk melihat dunia melalui mata jiwa. Kata kunci positif: penuh kasih, sensitif, tidak teratur, artistik, mencara kebebasan, bergairah, dan fleksibel. Kata kunci negatif: tidak pasti, haus kekuasaan, mendominasi, suka memerintah, menarik diri, dan murung.

Semua uraian ini menurut Michelle Arbeau. Jadi, beleive or not,  percaya atau tidak, terserah kita. Paling tidak hal ini dapat menambah wawasan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun