Ketika Jeihan mematok harga lukisannya dengan standar dolar pada tahun 70-an, banyak seninam yang menertawakannya, namun kini Jeihan adalah pelukis yang memiliki aset bermilyar rupiah di negeri ini.
Seorang mahasiswa saya di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, yang juga seorang karyawan di sebuah perusahaan eceran setiap kali diminta presentasi, dia selalu menggunakan gaya khasnya yang beda: “Nama saya....”, baru memulai presentasi. Teman-teman sekelasnya menertawakan. Bahkan setiap mulai presentasi, teman-temannya sudah terlebih dulu meledeknya. Namun ia tetap konsisten. Akhirnya, justru gaya khas yang beda itu menjadi “trade mark” bagi dirinya, yang kini dirindukan oleh teman-temannya.
Seperti yang pernah ditampilkan sebuah iklan, beranikah kita tampil beda, membawa gaya khas kita masing-masing, menampilkan jati diri kita sendiri, sekalipun orang lain melecehkannya?
Pilihan ada di tangan Anda!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI