Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[100Puisi] Ojek Payung

16 Februari 2016   20:51 Diperbarui: 16 Februari 2016   21:02 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Payung penghalau basah berpindah tangan

Kau berlari kepontalan mengikuti  pengguna jasa menuju kendaraan

Tanpa alas kaki kau biarkan tubuhmu diguyur deras

Ketika payung kembali padamu, receh demi receh kau kumpulkan

Di saku bajumu yang layu.

 

Hujan adalah karib yang menjadi berkah

Sungai yang pindah ke jalan merupakan anugerah

Motor mogok, mobil mogok, kau dorong ramai-ramai

Demi sekeping receh penyambung rezeki

Masihkah hujan di hari esok, tanyamu pada mentari

Masihkah ada hati yang peduli

Angin pun mati dan hujan di matamu takkan berhenti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun