Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak-jejak Cinta

14 Februari 2016   15:00 Diperbarui: 14 Februari 2016   15:34 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertanyalah ia kepada Tuhan, “Di manakah Engkau?

Justru aku dalam keterpurukan Engkau meninggalkan aku?”

“Itu bukan jejak telapak kakimu? Itu jejak telapak kaki-Ku!”

“Lalu, Kau campakkan ke mana aku?

Apakah Kau ceburkan aku  ke dalam jurang maha dalam penuh gelap gulita?

Ataukah Kau buang aku ke lembah mengerikan penuh tangisan dan kertak gigi?”

“Tidak, Nak. Pada saat-saat hatimu beku jiwamu layu dalam keterpurukan, mana mungkin kau tahan? Jangankan berjalan, berdiri pun kau tak mampu!”

“Jadi, Kau tinggalkan aku? Kau buang aku? Atau Kaukuburkan aku di padang pasir itu?”

“Sekali lagi tidak, Nak. Pada saat-saat itu, justru aku menggendongmu!”

...

Dengan sesenggukan kubawa remuknya hati ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun