Kontradiktif dengan hal ini, Singapura memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap warga negaranya di Indonesia.
Sebagai contoh, sebuah perkawinan antar bangsa, suami seorang warga negara Singapura, dan istri seorang WNI, sedang anak-anaknya yang masih kecil memiliki warga negara Singapura ikut ibunya dan bersekolah di Indonesia.
Ternyata, anak tersebut di samping akan menerima sejumlah uang dari Pemerintah Singapura, juga mendapat pengawasan ketat tentang sekolahnya di Indonesia.
Berkali-kali sekolah tempat pendidikan anak tersebut dihubungi Pemerintah Singapura demi ingin mengetahui perkembangan anak tersebut.
Singapura yang dalam peta dunia hanya sebuah titik, sehingga tidak terlihat pada "globe" atau bola dunia, secara faktual tidak memiliki kekayaan alam, dan juga bukan negara industri, tetapi mampu menjadi salah satu negara makmur berpendapatan tinggi karena ditunjang sumber daya manusianya yang berkualitas.
Melalui kemampuan sumber daya manusianya menciptakan mata rantai semu perdagangan dan industri dunia, menyebabkan mereka ikut menikmati rente ekonomi negara lain, yang sesungguhnya menguntungkan negaranya, tetapi merugikan negara lain.
Di sini berlaku apa yang disebut dengan "zero sum game".
Kondisi ini menempatkan Singapura sebagai negara yang menyadari betul bahwa kekayaan negaranya yang sesungguhnya adalah warga negaranya.
Sehingga mereka berdaya upaya untuk mendapatkan warga negara berkualitas, meskipun melalui naturalisasi warga negara lain di sekitarnya, termasuk dari Indonesia.
Hal ini dipengaruhi pula oleh pertumbuhan penduduknya yang rendah, dan meningkatnya presentasi penduduk jompo, yang apabila dibiarkan akan melemahkan keberadaan negara Singapura secara perlahan-lahan.
"Brain drain" sumber daya manusia negara sekitar menuju Singapura sesungguhnya dapat dipandang sebagai pelemahan secara perlahan kapasitas produksi negara sekitar oleh Singapura, sehingga dapat ditengarai rantai produksi dan perdagangan yang menghasilkan nilai tambah di negara sekitar Singapura akan semakin pendek, yang berarti nilai tambah yang terbentuk oleh aktivitas produksi akan berkurang.