Mohon tunggu...
Sugiarto Sumas
Sugiarto Sumas Mohon Tunggu... Guru - Widyaiswara Ahli Utama

Sebagai widyaiswara di Kementerian Ketenagakerjaan bertugas untuk menjadi fasilitator / pembimbingan peningkatan kompetensi pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan. Menulis artikel ilmiah dan artikel populer adalah salah satu hobby sekaligus kewajiban sebagai tenaga pendidik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keniscayaan Perubahan bagi Pemenang Maupun Pecundang

11 November 2022   10:25 Diperbarui: 11 November 2022   12:41 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber;  Karakter123.com

DEPOK. Perubahan adalah sesuatu keniscayaan.  Setiap orang, bahkan setiap ciptaan-Nya, selalu mengalami perubahan. Suka ataupun tidak suka, mereka harus mau berubah, jika tidak akan tergilas oleh perubahan itu sendiri.

Berikut ini contoh perubahan terkait  objek, seperti perubahan letak disebut gerak maju atau mundur.  Perubahan volume disebut kembang atau kempis. Perubahan berat,  ketinggian atau klas  disebut naik atau turun. Perubahan jalan disebut terobosan atau berliku. Perubahan suhu disebut panas atau dingin. Perubahan umur disebut tua atau muda.

Perubahan terkait sifat dan keterangan, seperti: Perubahan waktu disebut durasi cepat atau lambat. Perubahan sikap disebut santun atau kasar. Perubahan kecepatan disebut percepatan atau pelambatan. Perubahan rasa disebut lezat atau hambar. Perubahan kesehatan disebut sehat atau sakit.

Perubahan terkait dengan pekerjaan, seperti:  Perubahan pendapatan disebut untung atau rugi.  Perubahan jabatan disebut promosi atau degradasi. Perubahan usaha disebut ekspansi atau merger. Perubahan nilai uang disebut deflasi atau inflasi.

Perubahan itu dapat bersifat  positif maupun sebaliknya bersifat negatif. Sementara, respons manusia atas setiap perubahan tersebut, dapat menyenangkan atau tidak menyenangkan  tergantung pada ekspektasi yang dibangunnya sendiri  sebelum perubahan terjadi.

Sehingga, perubahan positif tidak selalu menyenangkan manusia, begitu pula perubahan negatif tidak selalu mengecewakan manusia. Hal ini, tergantung pada kepentingan manusia itu sendiri.

Manusia di dalam menempuh kehidupannya, sebagai respons terhadap perubahan di luar sana, maka harus berusaha melakukan perubahan tanpa henti hingga pada akhirnya mampu hidup semakin lebih baik.

Perubahan dimulai dari dirinya sendiri, yaitu dengan mengubah cara berpikirnya, dilanjutkan dengan mengubah sikapnya dan akhirnya mengubah perilaku atau tindakannya.

Dalam hal ini, seseorang yang melakukan perubahan melalui tiga tahap perubahan sebagaimana contoh di atas (cara berpikirnya, sikapnya, dan tindakannya) disebut perubahan aktif.

Sebaliknya, disebut perubahan pasif apabila seseorang terpaksa melakukan perubahan karena suka atau tidak suka, mau tidak mau, harus mengikuti perubahan yang terjadi di sekelilingnya.

Pilihannya adalah apakah Anda ingin melakukan perubahan secara aktif atau perubahan secara pasif.

Coba perhatikan orang-orang sukses atau pemenang di bidang apa pun, sebutlah di bidang bisnis dan politik, mereka adalah orang-orang yang melakukan perubahan secara aktif.

Sementara, pecundang di bidang bisnis dan politik adalah orang yang berubahnya secara pasif.

Mereka berubah justru karena dipaksa berubah oleh adanya perubahan di sekitarnya.

Oleh karena itu, jika Anda ingin sukses atau menjadi pemenang di bidang apa pun, maka lakukan perubahan secara aktif, meski perubahan sekecil apa pun.

Pemenang di bidang apa pun adalah orang yang mengubah cara berpikirnya, sikapnya, dan perilakunya.

Perubahan cara berpikir dari  pasif menjadi aktif, misalnya melalui memperbaiki angan-angan, dengan berpikir asal tidak rugi menjadi harus untung, dari berpikir rumit menjadi sederhana, dari sasaran rendah menjadi sasaran tinggi.

Kemudian, perubahan sikap pasif menjadi aktif, misalnya melalui perubahan sikap dari cuik menjadi peduli,  dari "pasien" menjadi "dokter", dari konsumen menjadi produsen, dari pengamat menjadi  pelaku, dari penumpang ekonomi menjadi penumpang bisnis, dari mahasiswa menjadi dosen, dari karyawan menjadi pemilik.

Akhirnya dengan mengubah perilaku atau tindakannya, seperti dari penonton menjadi pemain, dari pengikut menjadi pemimpin, dari bertahan menjadi menyerang, dan dari pembaca menjadi penulis.

Sementara pecundang di bidang apa pun adalah orang-orang yang pikiran, sikap, perilaku  tindakannya tidak mau berubah, karena merasa sudah mapan dengan kondisi yang ada.

Para pecundang tidak berani atau malas keluar dari hal-hal yang seperti biasanya, hal-hal yang sudah pasti, hal-hal yang sudah nyaman, hal-hal yang tidak berisiko, dan lain-lain.

Ketika dihadapkan pada para pesaing yang melakukan perubahan aktif, biasanya baru tersadarkan setelah perubahan meluluh lantakan kemapanan yang dimilikinya.

Mau tidak mau, suka tidak suka, dia juga harus berubah, sayangnya perubahan yang terjadi di luar kontrolnya.

Pada posisi ini biasanya dia kan menjadi pecundang yang dikalahkan pesaingnya yang menjadi pemenang sebagai hasil perubahan yang dilakukan secara aktif.

Berani berubah dan terus aktif lakukan perubahan adalah jalan untuk menjadi pemenang.

Tidak berani berubah berarti  hanya tinggal menunggu waktu untuk menjadi pecundang. (S.Sumas / sugiarto@sumas.biz).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun