Mohon tunggu...
Tato Sugiarto
Tato Sugiarto Mohon Tunggu... -

Mantan market-analyst Kantor Pemasaran Bersama PT Perkebunan I sd IX/Sumut-Aceh di Medan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

ASMAUL HUSNA 99 ~ Dalihan Na Tolu ~ Wali Songo.

23 Januari 2011   14:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:15 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ASMAUL HUSNA 99 adalah “Kunci” Kebangkitan Agama dan Spiritualisme, yang terprogram bersemi di Bumi Pertiwi. SEMBILAN merupakan “Unify Numeric Symbolism” semua agama, yang dimanahkan kepada bangsa Indonesia untuk mengungkap maknanya.

SEMBILAN sebagai “Unify Religions Numeric Symbolism” tercatat dalam berbagai Kitab Suci, dan juga tersirat pada aneka logo agama-agama. Dan bilangan “Sembilan” ini juga tampil sebagai lambang utama berbagai budaya tradisi Nusantara, bahkan ada yang menganggapnya sebagai “bilangan sakral”. PHILOSOPHIA PERENNIS (Unify of Religions) atau “Wihdat ad-Dyan”, yaitu integralisme agama-agama yang beragam itu telah diatur pembuktiannya melalui bilangan “Sembilan”. Apabila dihubungkan dengan “99 Asmaul Husna” akan membuktikan keberadaan ALLAH Yang Maha Esa. ALLAH Maha Bijaksana, maka bilangan ini dan beragam maknanya dikemas melalui aneka logo agama-agama, di antaranya Pakuah - TAO (Cina), Mandala – HINDU, Swastika – BUDDHA, Ka’bah – Millah Ibrahim, Bulan Bintang – ISLAM, Salib – NASRANI, Bintang Daud – JAHUDI.

“Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!” (Q.S. 4 AN NISAA’ 71).

PHILOSOPHIA PERENNIS membuktikan adanya kesatuan agama-agama, dan sekaligus menegaskan bahwa diturunkannya agama-agama sesungguhnya untuk mempersatukan beragam umat manusia, bukan untuk memecah-belah. Keragaman memang diperlukan sesuai dengan fitrah alami manusia, sifatnya complementary. Manusia mahluk “paradoxal”, pada satu sisi ada naluri bermasyarakat atau berhimpun (flocking), di sisi lain ada kecenderungan berpecah-belah (conflicts). Agama mengajarkan “management of conflicts” melalui “aturan” dan “peran” (rules and roles), yang disesuikan dengan kecenderungan paradox integration-disintegration tersebut.

1295789253918177645
1295789253918177645

KRISIS GLOBAL yang multidimensional kini menghantui kehidupan umat manusia di segenap penjuru bumi. Kaum cerdik pandai di mana pun ternyata gagap mengatasinya, karena sudah sampai ambang “level of incompetence”. Namun, di samping itu tampillah gejala “Kebangkitan Agama-agama dan Spiritualisme”, yang seiring dengan upaya manusia untuk menggalang “kerukunan dan kerjasama antar umat beragama”. Keduanya terlihat di seluruh kawasan Nusantara, yang bisa ditengarai sebagai pertanda bahwa kebangkitan tersebut sedang bersemi di Bumi Pertiwi. Kenyataan ini juga bisa ditanggapi sebagai isyarat, bahwa Agama-agama dan Spiritualisme sebagai integrated systems sedang diuji-ulang melalui “critical conditions” Indonesia.

Kini saatnya misteri bilangan “Sembilan” diungkapkan oleh bangsa Indonesia, karena ini merupakan “kunci” pembuka pintu “kerukunan dan kerjasama antar umat beragama”. Presiden SBY seyogyanya mengambil prakarsa dengan mengerahkan kaum intelektual untuk keperluan ini, dibantu oleh Sultan Hamengku Buwono X dan DR. T.B. Silalahi. Berikut ini saya sertakan beberapa data (gambar) yang ada relevansinya dengan analisis tersebut di atas. Banyak pihak yang perlu diikut-sertakan dalam diskusi agar tingkat akurasinya lebih tinggi, namun tidak ada gunanya melibatkan orang-orang yang tidak beragama maupun yang tidak berbudaya, supaya tertib.

*

12957925851625426766
12957925851625426766

*

12957900281118120948
12957900281118120948

*

12957907311451375507
12957907311451375507

*

1295790825765556164
1295790825765556164

*

1295790907493008066
1295790907493008066

*

12957909652007766993
12957909652007766993

*

12957911481736984605
12957911481736984605

*

12957912271591253396
12957912271591253396

*

1295790956803307708
1295790956803307708

12957914201344668417
12957914201344668417

*

12957911791574933267
12957911791574933267
12957912611315270449
12957912611315270449

*

12957914061727732748
12957914061727732748

Bedhoyo Ketawang Songo, Gordang Sambilan (Batak), Candi Gedong Songo.

1295791507445709869
1295791507445709869

1295791925390231367
1295791925390231367

*

12957916621518169721
12957916621518169721

1295791732789940891
1295791732789940891

*

12957921901597386520
12957921901597386520

*

12957922491614542818
12957922491614542818

*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun