Mohon tunggu...
Sugiarti
Sugiarti Mohon Tunggu... Guru - Guru

saya memiliki hobi membaca, dan ingin terus belajar agar dapat menambah wawasan.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Beberapa Tradisi Lebaran Idul Fitri 1444 H yang Unik dan Meriah di Kampung Bagian Selatan Lamongan

26 April 2023   15:42 Diperbarui: 26 April 2023   15:49 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Raya Idul Fitri 2023 di Indonesia seringkali di sebut dengan istilah lebaran. Lebaran merupakan hari raya bagi umat Islam, baik hari raya idul Fitri maupun Idul Adha. Lebaran idul fitri seringkali dirayakan dengan sangat meriah di kampung-kampung, karena momen idul fitri adalah kemenangan bagi umat Islam setelah berpuasa di bulan Ramadhan. Biasanya momen lebaran sangat dinantikan, terutama bagi anak-anak kecil yang selama puasa pasti sudah menghitung hari dan menanti lebaran tiba.

Istilah Lebaran dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna hari raya umat Islam yang jatuh pada 1 Syawal setelah menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan. Lebaran juga berasal dari bahasa Jawa yakni lebar yang berarti uwes mari/uwes bar atau selesai.

Lebaran di kampung halaman tepatnya di Dusun Djati Desa Sukosongo Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan Jawa Timur, tahun ini sangat unik dan meriah di bandingkan dengan tahun-tahun kemarin. Beberapa Tradisi yang unik dan meriah diantaranya:

1. Mudik Kampung Halaman

Mudik adalah kegiatan pulang ke kampung halaman, biasanya mudik dilakukan sebelum lebaran sehingga warga yang merantau bisa merayakan lebaran di kampung halaman mereka. Warga yang bekerja di luar kota, atau luar provinsi akan menggunakan masa libur lebaran untuk pulang bertemu dan berkumpul dengan keluarga di kampung sehingga suasana akan sangat meriah, rame seru, dan haru karena yang sudah lama tidak bertemu dan berkumpul di momen lebaran ini bisa berkumpul bersenda gurau bersama dan saling maaf memaafkan.

2. Nyekar atau Kirim Doa Ke Makam

whatsapp-image-2023-04-26-at-15-33-40-6448e230a7e0fa34eb1f7ec2.jpeg
whatsapp-image-2023-04-26-at-15-33-40-6448e230a7e0fa34eb1f7ec2.jpeg
Di akhir bulan Ramadhan biasanya warga Dusun Djati melakukan tradisi nyekar dengan mendatangi makam leluhur atau makam sanak saudara yang telah meninggal. Selain membacakan doa untuk almarhum, warga juga biasanya membersihkan makam dan tabur bunga. Nyekar bisa mengingatkan kita pada kematian sehingga dengan tradisi nyekar bisa menambah iman dan takwa kita kepada Allah SWT.

3. Takbir Keliling

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Keliling dengan jalan kaki atau naik sepeda satu Desa di ikuti oleh warga tiap dusun, tradisi ini dilakukan ketika malam idul fitri sambil mengumandangkan takbir dengan semangat. Setiap dusun biasanya memiliki tema masing-masing, mereka akan beramai-ramai ikut memeriahkan malam lebaran dengan terus membaca takbir keliling dari dusun ke dusun. Dan akan kembali berkumpul dengan warga dari dusunnya masing-masing dan mengikuti acara sesuai tema yang di sepakati tiap dusun. Di dusun Djati setelah keliling warga berkumpul di halaman Masjid dan melakukan undian kupon yang telah dibagikan oleh remaja masjid. Hal ini menambah semangat bagi warga untuk mengikuti kegiatan malam takbiran.

4. Kundangan atau Kirim Doa di Masjid

Setelah warga melaksanakan sholat idul fitri, setiap kepala rumah tangga atau anggota keluarga laki-laki akan kembali lagi ke Masjid untuk kundangan. Kundangan berasal dari Bahasa Jawa yang berarti berkumpul dengan membawa menu makanan dengan tujuan berdoa bersama memohon keselamatan, keberkahan serta memohon ampunan dari Allah SWT baik untuk keluarga yang masih hidup maupun untuk anggota keluarga yang sudah meninggal.

5. Kluputan atau Silaturahmi

Kluputan merupakan kata lain dari saling silaturahmi mendatangi rumah ke rumah untuk saling meminta maaf. Kluputan merupakan tradisi yang khas di kampung. Setelah melaksanakan sholat Idul Fitri biasanya warga akan mendatangi rumah tetangga kanan kiri saling memaafkan. Yang muda akan mendatangi yang lebih tua, sanak yang jauh akan datang bersilaturahmi. Hal ini menjadi makna sesungguhnya dari lebaran, yakni melebur dosa kepada sesama. Dengan saling memafkan diharapkan setiap manusia akan kembali ke fitrah.

6. Berbagi Ampau Lebaran

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Beberapa warga biasanya menyiapkan uang baru untuk diberikan kepada anak-anak, setiap warga akan memberikan dengan jumlah yang berbeda-beda sesuai kemampuan dan keikhlasan masing-masing. Uang tersebut ada yang dimasukkan amplop yang lucu dan ada juga yang tidak menggunakan amplop. Anak-anak biasanya menyebutnya dengan ampau lebaran. Makna dari ampau lebaran adalah berbagi dengan sesama dan memberikan sedekah sebagian dari rezeki yang telah didapatkan. Ampau lebaran biasanya sangat dinantikan oleh anak-anak dan mereka akan sangat suka cita bisa mendapatkan ampau.

7. Hidangan yang Beraneka Ragam

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Lebaran menjadi momen berkumpulnya tetangga dan keluarga, biasanya tuan rumah sudah menyediakan hidangan yang berbagai macam untuk menyambut para tamu yang akan datang. Lebaran menjadi momen yang hangat dan menyenangkan.

Demikian adalah beberapa tradisi yang ada di Dusun Djati, salah satu kampung bagian selatan di Kabupaten Lamongan.

Minal Aidzin Wal Faidzin, mohon maaf lahir batin.

Selamat membaca, semoga bermanfaat!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun