Mohon tunggu...
sugiana hs
sugiana hs Mohon Tunggu... rakyat biasa -

hanya orang biasa, tertarik pada masalah - masalah sosial kemasyarakatan, demokrasi dan politik kebangsaan, pembangunan pertanian dan ketahanan pangan, serta sepakbola. saat ini tinggal di sebuah kota kecil di Kalimantan Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Menyoal Integritas Penyelenggara Pemilu

4 Maret 2018   17:02 Diperbarui: 10 April 2018   14:41 2094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepentingan peserta pemilu untuk memenangkan pemilu dalam hal ini Pilkada seperti di Garut menyebabkan mereka menggunakan berbagai macam cara untuk menang sejak dari Pra Pemilihan, Pemilihan dan bahkan Pasca Pemilihan.  Kepentingan peserta pilkada ini kemudian bertemu dengan integritas penyelenggara pemilu yang "koruptif".   Perilaku korupsi merupakan salah satu pemicu penyimpangan dan pelanggaran terhadap integritas penyelenggara pemilu.

Kasus di Garut ini menunjukkan ada sebagian penyelenggara pemilu di negara kita yang terkikis integritasnya di mana yang bersangkutan  tidak menunjukkan adanya indepensi dan kejujuran.  Indepensi penyelenggara pemilu ditunjukkan dengan kemandirian dalam berbagai pengambilan keputusan yang didasarkan pada obyektifitas sesuai dengan data dan informasi yang valid serta mampu menolak segala bentuk intervensi dari berbagai kelompok kepentingan.  Kejujuran dicerminkan dengan menyatakan kebenaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Langkah KPU yang menyerahkan kasus Garut ini untuk diproses secara hukum dan secara etik kepada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) layak diapresisasi sebagai bagian dari upaya untuk "membersihkan" KPU sekaligus menjaga integritas dengan melakukan penegakan kode etik serta sekaligus untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap KPU maupun Pilkada itu sendiri. 

Akhir kata kita semua berharap agar Kasus Garut ini merupakan kasus yang terakhir, jangan sampai proses pilkada maupun pemilu yang merupakan bagian dari perwujudan kedaulatan rakyat dinodai oleh perilaku menyimpang para penyelenggara pemilu yang kurang berintegritas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun