Sudah lama saya minat didunia medsos menulis dikompasiana sejak 2019. kalau itu dirasa belum cukup, memang benar adanya. masih butuh konsisten dan pengetahuan yang lebih, pasalnya sejak dimulai menulis hingga kini dari 300an artikel belum satupun yang tampil jadi artikel utama di kompasiana.
sayapun menyadari bahwa saat menulis, banyaka kata yang berulang minim kosa kata dan sarat akan pengetahuan. menulis yang saya lakukan ya cuma menulis. apa yang terlintas dan menjadi keresahan, itu saya tuangakan dalam bentuk tulisan jadilah artikel terlepas itu bagus atau justru membosankan saya belum ada yang memberi tahu dan mengkoreksi hasil tulisan.
jika viewnya banyak saya merasa senang, apalagi jika ada bubuhan rating baik aktual, bermanfaat, menarik, inspiratif itu menjadi nilai tersendiri bagi saya, artinya ada pemirsa yang betah membaca artikel yang saya tulis dan dibaca hingga selesai.
kadang malas kadang terobsesi kadang termotivasi itulah sifat saya, tergugah jika ada yang semangat menulis lantas tak mau ketinggalan.
ini saja saya lama tidak menulis dikompasiana, belakangan disibukan dengan dunia baru. dunia konten video, sejak bergabung dengan komunitas TV Desa yang digawangi oleh Pak De (sebutan hangat untuk Pak Suryokoco Suryoputro.red). saya mendapatkan ilmu baru untuk membuat konten dalam bentuk video. konten video kalau dilihat hasilnya itu terlihat gampang, karena bentuknya audio visual orang biasa melihat serta mendengar tanpa harus membaca pesanpun bisa langsung terasa sampai karena jika melihat video semua orang bisa paham.
beranjak dari sana kemudian saya mencoba belajar bagaimana membuat konten video bergabung sekira 3 tahunan yang lalu saya dengan TV Desa yang dulu masih mengembangkan TV Desa News dengan platform website dan aplikasi. kini TV Desa merambah dunia konten video.
dengan semangat memuliakan desa, TV Desa berkomitmen mengabarkan baik dan kebaikan. filosofi yang didengungkan adalah kata-kata dari Bung Hatta " Indonesia tidak akan maju karena obor di jakarta, melainkan indonesia akan bercahaya karena lilin lilin di desa " ini baik menurut saya.
dikomunitas ini kita dibimbing dari nol yang penting semangat dulu kata Pak De.
dan benar saja sejak september TV Desa mencoba membangun jaringan TV Desa Lokal dimana TV Desa Lokal adalah cikal bakal desa dalam berinovasi dan edukasi serta media promosi bagi desa dan perdesaan. pesannya singkat saja yuk siapa yang berminat menjadi pengelola Tv Desa Lokal silahkan gabung.
semua sarana broadcast disiapkan dari pembuatan channel sampai mengijinkan bagi pengelola TV Desa Lokal untuk merelay siaran dari TV Desa. tentu ini sangat membantu kami dimana untuk membangun sebuah brand tentu membutuhkan segudang jam terbang yang tidak mudah.
dari sinilah konten demi konten bermunculan TV Desa Lokal mulai membuat konten di masing-masing desa dengan semua kegiatannya.
saling support satu sama lain, challeng juga diadakan. bulan ini jika TV Desa Lokal mampu mendulang subscribe 100, hak akses akan diserahkan penuh kepada pengelola yang ada di daerah. hal ini juga yang membuat saya pribadi tertantang dan alhamdulillah berkat dukungan temen-temen TV Desa BREBES perhari ini sudah mengumpulkan subscribe sebanyak 125. mungkin tidak banyak namun setidaknya saya sudah memenuhi target yang ditetapkan.
langsung saya diberi akses bergabung sebagai pengelola TV Desa Lokal, TV Desa BREBES.
salam desaIsme
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H