17 hari sudah sejak hari kelahiran anak kami pada tanggal 17 juli 2020.
Walau kelahiran yang kedua, rasanya seperti saat pertama kali dikaruniai momongan kenapa karena yang kelahiran kedua ini alhamdulillah berjenis kelamin perempuan sedang yang pertama adalah laki-laki.
Rasanya sama bahagianya lengkap sudah bilangan dalam keluarga kecil kami.
Hiruk pikuk masa kehamilannya cenderung sama keluhan dan segala aral yang ada mebuat rasa tak bisa lega.
Kini lega sudah melihat hari demi hari pertumbuhan putri kami dipenuhi suka cita, terjaga setiap malam kami alami lagi seperti dulu kala punya anak pertama bedanya kalau dulu saya sering terbangun dan harus membuatkan susu formula sekarang si Dede pakai susu ekslusif dari Mamanya.
Ngek Jel! Itulah yang ada ketika putri kami bangun saya tinggal colek istri dan ASI siap dikucurkan. Komdisi ini pula yang membuat saya bahagia pasalnya ASI istri berfungsi maksimal walau saat pase pertama menyusui adalah pengalaman pertama bagi istri saya.
Saat ASI lagi banyak banyaknya istri bilang begitu nikmat, bengkak dan puting terasa sakit saat si Dede mulai menyedotnya rasa sakitnya membuat meriang katanya.
Menurut dokter hal ini biasa dan wajar dan sarannya adalah untuk terus disedot bisa dengan pompa atau langsung dinyot bayi supaya tidak terjadi pembengkakan yang membahayakan.
Jika tidak disedot bisa timbul nanah pada payu dara dan itu berbahaya penyembuhannya harus lewat operasi dan butuh waktu lama. Kata dokter.
Mengengar hal itu saya ikut ngeri juga, ngeri saat melihat istri meringis kesakitan ketika Si Dede lagi mimi dan membanyangkan apa yang disampaikan dokter semoga saja tidak terjadi apa apa.
Seminggu berlalu istri terus turuti apa kata dokter agar sesakit apapun ASI harus terus disedot. Ternyata benar masa itu berlalu disamping didampingi minum obat penyembuh dari dalam, kini keluhan sakit saat si Dede nyusu sudah tidak terasa lagi. Tutur istri.
Turut lega rasanya hilang sudah rasa khawatir akan bahaya yang bisa saja melanda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H