Mohon tunggu...
Sucen
Sucen Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Masa depan adalah Hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menanti Kelahiran Anak ke-2 (Bagian 7)

17 Juli 2020   04:55 Diperbarui: 17 Juli 2020   04:52 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam yang panjang diawali beberapa hal sebelum isteri merasa mules, sebentar saya tinggal pantau pos jaga diujung desa. Beberapa hari yang lalu baru saja desa membuat pos kamling sebagai pusat jaga keamanan desa.

Beberapa Linmas berpakaian lengkap tampak mondar mandir membawa kayu untuk perapian rupanya tidak cuma api unggun tapi ada segluntung ayam potong yang lagi dipanggang di atas perapian. 

Sebelum pamit istri teriak "bapa jangan lama lama." Setengah jam sesaat saya beramai ramai makan ayam panggang, istri sms minta saya segera pulang.

" Perut mama terasa sakit, bapa cepet pulang." 

Baca pesan itu saya bergegas pulang benar saja istri meringis sayapun segera siap siap jelas bakal lahir si jabang bayi.

Sesegera saya ambil mobil siaga dikantor kepala desa tak sabar dan tidak mau juga merepotkan supir mobil siaga, saya langsung bawa sendiri tak banyak berfikir melihat dari riwayat masa hamil yang begitu rumit dan diwanti wanti agar jangan sampai teledor. Saya langsung tancap gas ke rumah sakit umum dr. Soeselo Slawi Tegal.

Sampai dirumah sakit pukul 01.30 wib istri terlihat meringis merasakan mules perut kontraksi si jabang bayi.

Tendangan awal masih bisa diam cuma gerem gerem saja setengah jam lewat bidan memeberi sinyal katanya baru pembukaan tiga secara normal maka mesti nunggu sampai pembukaan ke sepuluh.

Teriak isteri menahan mulai tak tertahan kipas, pendingin udara sudah tak mampu membuat nyaman keadaan dalam kondisi melintir kesakitan, saya sempet bercanda dengan berbisik " makanya jangan royal, srakat sih.." istri sepontan tertawa tapi nahan sakit. Hihi huuuh sakit pa. Gumamnya.

Makin lama makin kenceng saya tak tega jika melihat istri sedang meraung merasakan dua hal sakit dan pintu maut yang terlintas. 

Itu yang mungkin bisa saya bayangkan saat menatap istri yang kesakitan bukan kepalang.

Tidak hanya saya yang khawatir dengan kondisi istri, bidan desa jauh jauh hari sudah dag dig dug memantau kehamilan istri.

Preeklamsia merupakan penyakit pada ibu hamil yang juga sebagai penyakit mematikan membuat para ahli medis perlakukan para penderita  preeklamsia dengan sangat hati hati.

Kekhawatiran demi kekhawatiran menghantui saya selaku manusia tentu merasa panik ya yang bisa dilakukan hanya berdo'a dan percaya bahwa semuanya akan baik baik saja pasrahkan kepada-Nya Dzat yang Maha Segala galanya.

Dari pembukaan tiga istri yang memang bandel ga mau menunggu lama dia meminta agar suster sesegera mungkin lakukan sesuatu agar bayi cepat lahir, teriak ga tahan lagi cepat dan minta cepat.

Saya putuskan nunggu diluar tidak tega melihat kondisi ini, dari luar terikan istri semakin kuat haaaaaaaa haaaaaa astagfirulloh hal adzim ga tahan susteeeer....teriaknya suster segera menghampirinya ibu kalau ngeden jangan bersuara nanti energi ibu habis terang suster.

Beberapa tarikan sejenak hening dan ganti teriakan istri dengan koar koar bayi saya ga ngeh kalau itu anak saya yang baru saja lahir tahunya suster menghampiri saya sambil memberikan paketan dan berkata bayinya sudah lahir silahkan bapa kasih paketan ini ke dalam.

Bahagia campur aduk saya jumpai jabang bayi yang masih merah meronta teriak tangis kencang bergema mengisi seisi ruangan adzan iqomah rekaman pertama saya sematkan dengan harapan kelak putri kami tahu tuhannya dan juga sebagai benteng dari segala bisikan setan.

Pupus sudah kekhawatiran yang mendera selama 9 bulan lamanya kini terbayar dengan rasa syukur yang tak terhingga tangis teriak bayi kami tak mau henti dan saya biarkan agar dunia tahu bahwa sang putri telah lahir sebagai pelengkap kelurga kecil kami.

Laki - laki anak pertama kami kini lahir ditahun ke 12 tahun pernikahan terpaut 11 tahun dari kelahiran anak pertama.

Akan Kami beri ia Nama " Aina Anindya Putri " dengan makna putri yang mempunyai mata cantik nan sempurna.

Terimakasih Tuhan Kebesaran-Mu bukanlah angan kami Besar-Mu mutlak seisi alam jagat raya dengan segala isi dan karunia dan anugerah-Nya.

Selesai sudah tulisan seri penantian Anak Ke-2 semoga catatan ini bermakna sebagai awal sejarah kekaisaran keluarga kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun