hikmah dibaliknya banyak dirasa.
sadar atau tidak banyak hal yang kita rasakan hikmahnya semasa pandemi covid-19.
Antara takut dan halu karena rasa bosan berlebih dimana mana imbauan hingga saatnya menuju new normal pro kontra normal ko ada barunya normal yang kemarin normal apaan kadaluarsa yah...
Yah begitulah corona merubah pola tatanan dunia ternyata perubahan dilakukan oleh alam dengan segala hukumnya, tanpa sang pemuka raja yang konon berasal dari brebes Raden Rangga Sasana Sunda Empire.
Hal hal yang dulu ada namun sekarang tiada sebagian ada yang melegakan ada juga yang kurang mengenakan
Yang melegakan setelah adanya corona adalah ditiadakannya hajatan resepsi baik khitanan ataupun pernikahan, kita tahu sebelum ada corona bagi masyarakat desa hajatan itu tiada hentinya dari bulan syawal setelah puasa hingga menjelang puasa lagi.
Hajatan sudah menjadi tradisi yang didalamnya kita diminta saling sumbang dan turut memberikan doa restu tak hanya itu hajatan juga sedikit banyak menguras kocek, apalagi bagi keluarga yang sudah pernah malaksanakan hajatan hadir di acara hajatan tetangga itu wajib hukumnya jika tidak maka cibiran melanda.
Biasanya sebelum pandemi H-6 lebaran undangan sudah bertebaran saya sendiri kalau tidak ada corona mungkin sudah menerima undangan lebih dari lima, jika satu undangan saya budget 70 ribu bisa dihitung saya harus menyiapkan anggaran pasca lebaran berapa tinggal dikalikan, inilah hikmah yang membuat lega kala ada virus corona.
Dengan adanya corona hajatan dan acara acara yang menimbulkan banyak orang dilarang maka dari itu saya tidak perlu pusing menyiapkan strategi membagi kondangan. Wkwk
Selain itu wabah corona juga membahagiakan sebagian warga kenapa tidak, mereka warga desa yang tidak terdampak langsung sehubungan pandemi ini sifatnya nasional bahkan nternasional, banyak bantuan digelontorkan ada yang secara data menerima doubel tak sedikut pula data usulan kena penolakan akibat identitas yang tidak valid.