Kehidupan di Desa Cenang relatif aman dan berjalan sesuai seperti sebelum adanya corona hanya saja menerima dampak ekonomi tak begitu berarti. Mayoritas penduduk adalah petani sebelum ada corona harga pasca panen tak pernah mengalami stabilitas yang dianggap menguntungkan apalagi para petani bawang merah, mereka bak berjudi menanam bawang tanpa perhitungan modal hanya berharap pada nasib. Jika nasib baik mudah mudahan panen kelak ketemu harga baik.
Ada yang ketemu ada juga yang selalu zonk harapan menjadi petani bawang sukses urung tinggal harapan karena belum ada kebijakan yang berpihak pada mereka.
Corona menambah daftar panjang alasan harga pasca panen anjlok, harga bawang merah melonjak hanya hitungan hari paling lama 2 pekan saja. Mereka petani bawang selalu saja disuguhkan dengan pil pahit kehidupan, ditambah sistem peminjaman modal dibank program kredit usaha rakyat akhir akhir ini panjang prosesnya.
Sebut saja Kosim pelaku utama penanam bawanh merah pihaknya mengajukan pinjaman di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Jatirokeh semenjak awal tanam hingga panen belum juga ada jawaban secara track record Kosim adalah nasabah dengan tingkat kedisiplinan baik saat pengembalian.
Entah ketidak pastian apalagi yang akan rakyat alami.
Lebaran dalam bahasa jawa lubaran yang artinya bubaran setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa, banyak cerita yang mengiringinya puasa tahun ini.
Normal Baru, Sosial Distancing, Physical Distancing, Isolasi mandiri, dirumah saja, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun (CTPS), lokcdown, PSBB, Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Brebes (PKM). Beribadah dirumah, bekerja dari rumah, maraknya komunikasi daring berbasis aplikasi dan Normal baru lainnya.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriyah " Minal aidin wal faidzin, Mohon maaf lahir dan batin " Sucen & Keluarga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H