Populer itu biasa, sekarang di jaman yang serba canggih untuk jadi populer tidak butuh waktu dan usaha bermandikan darah. Cukup punya ide gila dan kemauan untuk mengeksplor, mendokumentasikan hal-hal unik, nyleneh dan diunggah di medsos, jika momennya pas maka tidak butuh waktu lama bisa jadi berita atau kejadian viral.
Ambil contoh yang lagi viral saat ini, Risa Culametan bocah cilik eksis dimedsos nyanyi goyang culametan dalam sekejap viral seantero jagad sampai diundang di acara salah satu stasiun tv Trans7 pada acara Hitam Putih.
Kejadian-kejadian instan ini tentu tidak butuh waktu dan proses yang rumit, namun berbagai media gencar memberitakan.
Lain hal ketika kita ketik dipencarian google juara lomba MTQ Nasional, silahkan pembaca lakukan research kecil-kecilan.
Ketik Risa culametan dengan Juara lomba MTQ Nasional, ada berapa platform yang memberitakan keduannya, mana yang paling banyak muncul dimesin pencarian google.
Penulis coba hal diatas dan hasilnya ketik Risa culametan ada 10 platform yang memberitakan, sedang Juara MTQ Nasional hanya 8 plat form terpaut 2 lebih sedikit.
Jika dibandingkan dengan sejarah filosofi prosesnya, sungguh sangat jauh.
Bayangkan saja untuk jadi Juara MTQ Nasional tahapan apa saja yang harus dipenuhi, tentu harus juara tingkat RT, Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi baru Tingkat Nasional.
Secara detil bukan hal yang mudah tentunya untuk sampai pada puncak, banyak cerita suka dan duka menyelimuti, sebuah proses dengan penuh perjuangan. Peristiwa seperti ini layak untuk dikumandangkan disegala penjuru selayaknya sebuah prestasi perubahan jaman.
Beda dengan artis dadakan yang viral instan. Seperti ulasan penulis sebelumnya hanya modal eksis dan nergaya nyleneh bisa jadi terkenal.
Demikian semoga bermanfaat.