Mohon tunggu...
Sucen
Sucen Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Masa depan adalah Hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Nyantri di Kemendes

14 November 2019   13:50 Diperbarui: 14 November 2019   13:48 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersama pendekar brebes menuju kemendes diawali saling tunggu, perjalanan dimulai dari kantor dinpermades. Rabu, (13/11/2019).

Kordinasi pemberangkatan via grup medsos terus bergulir ada yang nunggu di rumah sambil ngelus bojo sebelum berangkat, ada yang lagi acara makan batibul, sangkin enake tidak ingat tim sedang menunggu sayange hanya bisa tahu tidak melihat dan diajak makan bareng kebagian cerita saja.

Nunggu sambil bermedsos ria sayang tidak ada kopi penenang jiwa.

Sepanjang jalan ditemani tembang syahdu jawa timuran lelah tertumpah dalam lendaraan ada yang tidak nyaman dengan lampu, ada yang tidak peduli tidur nyenyak walau posisi dipaksakan karna kursi sedikit goyang baut pengait agak kendor. Pendingin udara terasa nyes tidur pun nyenyak.

Sampai di kilometer 30 rest area mimpi pengin isi perut sambil membayangkan jika makan empal gentong kayane enak, duduk sebentar sambil memandang sederet menu yang terpampang setelah pesan teh manis panas. Langsung saja beranjak ambil makanan yang memang disajikan prasmanan. Nasi sayur tahu dan telor bulat jadi pilihan dengan kuah kuning pekat kelihatannya lezat, suapan pertama langsung terasa diluar ekspektasi bayangan awal hmmm nasinya nasi nget-ngetan hambar dilidah sari pati hilang karena terlalu lama dihangatkan.

Adias lebih menjaga asupan kalori, jika sudah minum segelas teh manis dirinya enggan makan nasi pasalnya jika nasi dan teh manis alias asupan kalori jadi dobel dan ini beresiko. Katanya 

Beda dengan bayu dirinya lebih memilih sop daging kuah bening tanpa santan tidak pake nasi ditanya bagaimana rasanya...

" standar rest area" kata Bayu. Hihi

Tidak mengapa toh habis juga walau ada sisa hanya saja perut langsung tidak bersahabat tengak tengok pandangan mencari toilet umum pas posisi jam 12 petunjuk toilet ditemukan bergegas sambangi dan benar saja yang baru dimakan bablas tidak mau mampir walau sebentar.

Kalau orang yang satu ini lebih memilih ahli hisap isap sebatang kretek dan secangkir kopi. Bambang Setiawan.

Sejenak rehat perjalanan dilanjutkan kini mantapkan posisi tepar tertidur.

Supir kembali ambil kiri di rest area 130 pukul 03.43 wib langsung menuju masjid martowidjoyo subuh berjamaah, ada yang mengeluh gara tahan buang angin saat sholat perut jadi tidak nyaman haha..kongkow sebentar perjalananpun dilanjutkan.

Memasuki gerbang tol Cikampek kepadatan kendaraan yang didominasi kendaraan pribadi mulai terasa padat merayap padahal pelebaran jalan masih dilakukan namun kemacetan masih terpantau mengular. Bukan jakarta jika tidak macet semboyan ini yang kemudian jadi momok menyebalkan penat dan membosankan berlama-lama dalam perjalanan.

Tepat pukul 07.11 samapailah pada tujuan yaitu Kementrian Pedesaan (Kemendes). Membawa misi mulia Nyantri di Kemendes.

Diskusi nyantri diawali paparan masalah yang terjadi terkait pendataan sistem informasi berbasis masyarakat (SIPBM) Android.

Dari data yang dihimpun mengkerucut bahwa titik masalah ada pada server kabupaten yang tidak kompatibel menerima data, kapasitas storage server kabupaten belum memadai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun