Samar-samar saya tahu bahwa, problem yang menjadi obrolan seru antara Sudi dan Suda ini adalah tentang tidak becusnya orang yang berpendidikan tinggi untuk menghargai orang lain.
Memang kalau menilik faktanya hari ini, pelajar di negeri ini sudah banyak sekali. Dengan berbagai macam gelar yang disandang, teori yang dipelajari, dan seabrek tumpukan buku yang dikhatamkan seharusnya dapat membuat si pelajar bisa menempatkan dirinya ketika berbicara dengan siapa, bahasa apa yang digunakan agar lawan bicaranya paham, sekaligus tidak merendahkan lawan bicaranya.
Tapi ya sekali lagi, pendidikan yang tinggi itu tidak selalu berjalan selaras dengan sikapnya yang bijak. Sama halnya kedewasaan tidak melulu diukur dari usia, melainkan dari panas-dinginnya kehidupan yang telah dijalani.
Dan mungkin di negeri ini ada banyak, ribuan bahkan jutaan pelajar yang merasa berilmu tapi emoh minta maaf ketika salah, dan sulit berterimakasih ketika dibantu walau sedikit.
Beberapa mungkin ada juga pelajar yang berilmu sekaligus beradab sebagai manusia. Tapi tetap saja kuantitas pelajar yang seperti ini relatif lebih sedikit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H