Mohon tunggu...
Ahmad Sugeng Riady
Ahmad Sugeng Riady Mohon Tunggu... Penulis - Warga menengah ke bawah

Masyarakat biasa merangkap marbot masjid di pinggiran Kota Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Malioboro Terancam akan Kembali Ditutup?

9 Juni 2020   10:18 Diperbarui: 9 Juni 2020   10:54 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sultan Yogyakarta geram. Pembukaan Malioboro sebagai pusat tempat nongkrong, berkegiatan kebudayaan, dan sentra penjualan segala pernak-pernik dikhawatirkan memicu kluster baru penularan covid 19. Hal ini disebabkan oleh sejumlah pengunjang yang emoh atau tidak peduli pada protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Minggu malam saya keluar keliling lewat Malioboro. Banyak yang kongkow tidak pakai masker dan tidak jaga jarak", ucap Sri Sultan Hamengku Buwono X Yogyakarta yang dimuat di Koran Republika dengan judul berita "Sultan Ancam Tutup Malioboro", 09 Juni 2020. Sultan tidak segan-segan menutup kembali Malioboro jika pengunjung tetap bebal dan merasa kebal. Terlebih lagi ada pengunjung dari luar daerah yang juga patut untuk diwaspadai.

Iya, semua punya potensi tertular dan menularkan. Dan semua tidak ada yang tahu sebelum datang ke Malioboro, mereka melakukan interaksi dengan siapa, dari tempat mana saja, dan melakukan apa saja. Pengunjung tidak bisa diidentifikasi dengan jelas. Maka langkah Sultan dalam rangka memproteksi pengunjung, dan masyarakat Yogyakarta secara keseluruhan patut diapresiasi.

Dalam kasus ini, Pemerintah Kota Yogyakarta akan mewajibkan seluruh pengunjung di kawasan Malioboro untuk mengenakan masker dan menjaga jarak untuk menahan laju penularan covid 19. Beberapa aturan ketat juga diberlakukan. Sebut saja teguran kepada pihak yang bersangkutan, pengunjung diminta balik kanan kembali ke rumah dan tidak boleh masuk ke Malioboro sebelum memakai maskernya.

Aturan seperti ini kita ketahui sudah diterapkan di banyak tempat. Mungkin akan lebih memproteksi lagi jika ada pembatasan pengunjung. Kawasan Malioboro akan ditutup jika dirasa pengunjung yang datang sudah terlihat banyak dan berjubel. Atau dikira-kira sudah 60% dari hari-hari biasa. Selain itu mungkin juga bisa diberlakukan adanya jam malam, seperti dengan mewajibkan penutupan toko maksimal jam 9 dan pengunjung harus pulang paling malam jam 11. Ini misalnya saja. Misal.

Selain pengunjung, pedagang juga diwajibkan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Jika emoh, maka akan mendapatkan sanksi. Cuplikan kabar sanksinya: "Misalnya untuk pedagang kaki lima (PKL) bisa diminta tutup selama waktu tertentu atau untuk karyawan tidak boleh masuk kerja selama beberapa hari." Lagi-lagi sanksi yang terbilang tegas akan diterapkan untuk membuat jera pedagang nakal.

Pemerintah Yogayakarta akan lebih tidak peduli dengan ketahanan pangan keluarga yang kian menipis, jika protokol kesehatan dalam mencari rupiah tidak diterapkan dengan baik. Jalan satu-satunya adalah di rumahkan. Sebaliknya, jika pedagang bisa dan mau diajak bekerja sama, maka boleh untuk mengais nafkah di Malioboro. Oh mungkin kalau perlu di sediakan hand sanitizer di setiap lapak dagangan yang digelar. Sebelum atau sesudah pembeli berbelanja bisa memakainya agar tetap steril.

Kendati kasus tertular di Yogyakarta cenderung melandai, tapi Sultan bersama jajarannya mengingatkan untuk tidak meremehkan covid 19 ini. Ya kita semua tahu, negara atau tempat yang diisolasi sekalipun masih ada kemungkinan masuknya covid 19, apalagi Yogyakarta sebagai rumahnya budaya dan pariwisata. Akan lebih mudah penularannya jika pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak terkait saling bekerjasama bahu-membahu melawan pandemi covid 19 ini.

Oleh karena itu penggunaan masker, mencuci tangan, dan menerapkan pola hidup sehat-bersih menjadi pilihan yang tidak bisa ditawar lagi. Hal ini dilakukan mengingat aktivitas masyarakat di masa new normal yang kembali meningkat, maka protokol kesehatan di atas patut ditunaikan sebagai ikhtiar bersama.

Ya kalau protokol kesehatan ini masih mentah dan dianggap sebagai hal lumrah yang bisa dilanggar seenak udelnya, maka penutupan Malioboro oleh Sultan mungkin menjadi obat mujarab untuk menekan laju covid 19, khususnya di Yogyakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun