Mohon tunggu...
Yogi Suwarno
Yogi Suwarno Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

A random Indonesian

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kira-kira Seberapa Nyaman MRT, Sih?

22 September 2015   18:22 Diperbarui: 22 September 2015   18:33 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Headine mengenai keluhan kualitas layanan kereta yang menurun di Inggris"][/caption]

Berita tentang pembangunan transportasi massal di ibukota telah menghiasi laman-laman suratkabar dan media elektronik sejak beberapa bulan terakhir. Groundbreaking yang dilakukan Presiden Jokowi dalam pembangunan MRT menjadi sebuah momentum penting perubahan kebijakan transportasi publik yang leebih berpihak pada kepentingan umum. Ditargetkan pada tahun 2018, warga ibukota sudah bisa menikmati sarana transportasi modern ini dengan panjang lintasan 15 km dan 13 stasiun. Menunggu dan berharap tentu menjadi pekerjaan yang menjemukan.

Seberapa besar sih harapan kita terhadap MRT ini? Apakah moda ini akan mampu mengurai kemacetan dan mengubah perilaku mobilitas publik selama ini? Sebelum menggantungkan harapan yang terlalu tinggi, mari kita tengok fakta-fakta beberapa negara tetangga dan maju yang juga mempunyai MRT. 

  1. Singapura. Memulai layanan kereta bawah tanah sejak 7 November 1987, mempunyai 113 stasiun, dengan panjang track 153 km. Menjadi salah satu sistem transportasi paling efisien di dunia, sistem ini mampu mengangkut hampir 3 juta orang per hari. Dengan kereta bawah tanah ini, kita bisa mengitari keseluruhan titik di Singapura dalam waktu yang relatif singkat.
  2. Hong Kong, mempunyai sistem transportasi kereta yang disebut MTR (Mass Transit Railway), mulai beroperasi sejak 1910, namun mulai fokus konstruksi untuk mengurai kemacetan sejak tahun 1969 dan mulai beroperasi sejak 1979. Memiliki panjang trek 174 km, dengan kapasitas angkut 4,5 juta per harinya.
  3. Inggris. Negara ini adalah pelopor tube atau kereta bawah tanah yang pertama di dunia, memulai beroperasi sejak 1863. Saat ini memiliki panjang lintasan lebih dari 400 km dan 270 stasiun, utuk wilayah Greater London, dan mampu melayani 1,2 milyar penumpang selama tahun 2013.

Yang menarik dari Inggris, dalam beberapa waktu lalu menjadi perdebatan mengenai kualitas layanan kereta yang dianggap menurun di banding tahun-tahun sebelumnya. Dilaporkan oleh Metro bahwa indikasi penurunan kualitas dapat dilihat dari  28% dari penumpang tube tidak bisa mendapatkan tempat duduk di waktu rush hour, demikian pula di Birmingham sebanyak 16% dan Manchester sebesar 20%. Sementara layanan terburuk dinilai berada di Glasgow, yang hanya mempunyai 15 stasiun bawah tanah. Bagaimana dengan Jakarta dengan KRL, commuter jabodetabek, dan PT KAI nya? Anda tahu sendiri jawabannya. :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun