Mengapa DIY Syndrome bisa merugikan? Biaya yang membengkak, waktu pengembangan yang lama, kualitas dan keamanan yang diragukan, serta pengalihan fokus dari tugas utama institusi adalah beberapa alasan mengapa fenomena ini sering kali tidak memberikan manfaat yang sebanding dengan risikonya.Â
Misalnya, mencoba meniru tingkat kualitas dan keamanan layanan pihak ketiga seperti Gmail atau Apache adalah tugas yang sangat sulit dan berisiko, dan fokus pada pengembangan aplikasi internal dapat mengalihkan sumber daya dari tugas utama institusi.
Oleh karena itu, penting bagi institusi untuk menakar kembali kebutuhan DIY mereka. Memahami bahwa tidak semua hal harus dilakukan sendiri, dan bahwa terkadang solusi yang paling bijaksana adalah menggunakan apa yang sudah ada, dapat membantu institusi menghindari jebakan DIY Syndrome dan fokus pada apa yang benar-benar penting dan mendesak.Â
Dalam konteks ini, analisis cost-benefit yang mendalam dan penilaian risiko yang tepat sangat diperlukan sebelum memutuskan untuk mengembangkan aplikasi internal. Hanya dengan pendekatan yang bijaksana inilah institusi dapat memastikan bahwa mereka membuat keputusan yang benar-benar mendukung misi dan tujuan strategis mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H