Mohon tunggu...
aldis
aldis Mohon Tunggu... Insinyur - Arsitektur Enterprise

Arsitektur Enterprise, Transformasi Digital, Travelling,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dilema Peran Milenial dalam Mendorong Inovasi di Tempat Kerja

12 Agustus 2024   08:34 Diperbarui: 12 Agustus 2024   09:16 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dampaknya, kita melihat peningkatan dalam tingkat depresi, kecemasan, dan bahkan bunuh diri di kalangan generasi Milenial. Ketidakmampuan untuk membangun hubungan yang dalam dan bermakna, serta ketidakmampuan untuk mengatasi stres dengan cara yang sehat, hanya memperburuk keadaan. Pada skenario terburuk, mereka mungkin tidak pernah menemukan kebahagiaan sejati atau kepuasan dalam hidup dan karier mereka, menjalani hidup dalam keadaan yang biasa-biasa saja tanpa benar-benar merasa puas.

Solusi dari masalah ini tidaklah sederhana. Perusahaan perlu mengambil tanggung jawab lebih besar untuk mendukung generasi ini, membangun kepercayaan diri mereka, dan mengajarkan keterampilan sosial yang tidak mereka dapatkan saat tumbuh dewasa. 

Lingkungan kerja perlu dirancang untuk mendorong interaksi langsung, mendukung pembelajaran yang berkesinambungan, dan memberikan kesempatan untuk meraih prestasi yang memerlukan usaha jangka panjang. 

Misalnya, larangan penggunaan ponsel di ruang rapat atau saat menunggu pertemuan dimulai bisa menjadi langkah awal untuk mendorong lebih banyak interaksi antar karyawan, yang pada akhirnya akan membentuk hubungan yang lebih kuat dan saling percaya.

Perusahaan juga perlu menyadari bahwa ketergantungan pada teknologi bisa merusak hubungan antar manusia. Dengan mengurangi ketergantungan pada perangkat digital dalam situasi sosial dan lebih menekankan pada interaksi tatap muka, generasi ini bisa belajar membangun hubungan yang lebih bermakna dan mengembangkan keterampilan sosial yang krusial untuk keberhasilan di dunia kerja.

Pada akhirnya, meski generasi Milenial mungkin tampak menantang bagi banyak pemimpin dan organisasi, dengan pendekatan yang tepat, mereka dapat menjadi kekuatan yang luar biasa dalam dunia kerja modern. Dengan memahami tantangan yang mereka hadapi dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan, kita bisa membantu mereka mencapai potensi penuh mereka, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari organisasi yang lebih besar.

Bacaan terkait :
- Simon Sinek - "Start with Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action" (2009)

- Simon Sinek - "Leaders Eat Last: Why Some Teams Pull Together and Others Don't" (2014)
- Jean M. Twenge - "iGen: Why Today's Super-Connected Kids Are Growing Up Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy--and Completely Unprepared for Adulthood" (2017)
- Pew Research Center - "Millennials in Adulthood: Detached from Institutions, Networked with Friends" (2014)
- J. P. Morgan - "Millennials: Decoding the Largest Generation" (2016)

- Harvard Business Review - "Managing the Millennials" (2016) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun