Mohon tunggu...
aldis
aldis Mohon Tunggu... Insinyur - Arsitektur Enterprise

Arsitektur Enterprise, Transformasi Digital, Travelling,

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ini Kriteria Presiden Ideal Najwa: Bagaimana dengan Kamu ?

14 Februari 2024   09:49 Diperbarui: 26 Februari 2024   07:01 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dini hari sebelum ke TPS saya menyempatkan diri menonton salah satu konten yang menarik di Narasi Tv Channel. Judulnya adalah Jejak Kampanye Capres 2024 | Mata Najwa. Dibagian akhir tayangan tersebut ada pertanyaan retoris yang menarik untuk menjadi bahan renungan kita bersama sebagai individu yang bernegara.  Tiga kriteria yang di tanyakan oleh najwa shihab selaku narator pada tayangan tersebut, dapat menjadi pertimbangan tersebut adalah : 

Yang pertama adalah pemimpin yang mau bicara apapun dengan rakyatnya, yang kedua pemimpin yang patriotik dan rela mati demi negara dan yang terakhir pemimpin yang mengenal betul kesulitan rakyatnya.

Tentu saja pemilihan pemimpin adalah salah satu aspek terpenting dalam sebuah negara. Pemimpin yang dipilih akan mempengaruhi arah dan keberhasilan negara tersebut. Namun, pemilihan pemimpin juga sering kali menjadi subjek perdebatan karena setiap orang memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam menilai seorang pemimpin.

Dalam tulisan ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang ketiga kriteria tersebut dan bagaimana masing-masing kriteria dapat mempengaruhi kepemimpinan sebuah negara.

Pemimpin yang mau bicara apapun dengan rakyatnya

Pemimpin yang mau bicara apapun dengan rakyatnya adalah cerminan dari transparansi dan keterbukaan dalam kepemimpinan. Mereka tidak hanya bersedia untuk mendengarkan, tetapi juga aktif mencari masukan dan kritik dari rakyatnya. Sikap ini mencerminkan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap amanah yang dipercayakan oleh rakyatnya, karena pemimpin yang bersedia berkomunikasi secara terbuka akan lebih mudah memahami berbagai tantangan dan kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakatnya.

Keberanian untuk berbicara apapun juga menunjukkan sikap rendah hati dari seorang pemimpin. Mereka tidak merasa bahwa dirinya sudah tahu segalanya, melainkan selalu terbuka untuk belajar dan berkembang. Dengan begitu, pemimpin tersebut dapat lebih mudah mengidentifikasi solusi-solusi inovatif yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.

Selain itu, pemimpin yang mau berbicara apapun dengan rakyatnya juga cenderung lebih mudah diajak berdiskusi dan bernegosiasi. Mereka tidak memaksakan pendapat atau kebijakan tanpa pertimbangan yang matang, melainkan mencari kesepahaman bersama dengan rakyatnya. Hal ini dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan yang lebih inklusif dan representatif, karena melibatkan berbagai sudut pandang dan kepentingan dalam proses pengambilan keputusan.

Meskipun komunikasi yang terbuka dan transparan dalam kepemimpinan adalah penting, ada juga kekhawatiran bahwa pemimpin yang terlalu fokus pada berbicara dapat kehilangan fokus pada tindakan nyata. Pemimpin harus mampu menunjukkan integritas dan komitmen mereka tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan nyata yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakatnya.

Kekhawatiran lainnya adalah, pemimpin yang terlalu terbuka dan mau bicara apapun dengan rakyatnya dapat rentan terhadap tekanan politik atau opini publik yang tidak memihak. Mereka mungkin kesulitan untuk mengambil keputusan yang keras atau kontroversial, karena takut akan dampak negatifnya terhadap popularitas mereka. Hal ini dapat mengakibatkan pemimpin menjadi kurang efektif dalam menghadapi tantangan atau krisis yang membutuhkan keputusan tegas dan cepat.

Pemimpin yang patriotik dan rela mati demi negara

Pemimpin yang patriotik dan rela mati demi negara adalah sosok yang seringkali diidolakan dalam masyarakat. Mereka tidak hanya dilihat sebagai pemimpin yang memiliki integritas tinggi, tetapi juga sebagai pahlawan yang bersedia mengorbankan segalanya untuk kepentingan negara dan rakyatnya. Sikap rela mati demi negara ini mencerminkan komitmen yang kuat terhadap idealisme dan nilai-nilai yang diyakini oleh pemimpin tersebut, sehingga mereka menjadi teladan bagi rakyatnya.

Pemimpin yang patriotik juga cenderung memiliki pandangan yang lebih jauh ke depan, karena mereka tidak hanya memikirkan kepentingan saat ini, tetapi juga masa depan negara dan generasi mendatang. Mereka berpikir panjang dalam mengambil keputusan, dengan mempertimbangkan dampaknya bagi kemajuan dan keberlanjutan negara. Sikap ini memberikan keyakinan kepada rakyat bahwa negara mereka akan dipimpin dengan visi yang jelas dan komitmen yang kuat untuk mencapai cita-cita bersama.

Pemimpin yang patriotik juga cenderung dihormati dan dipercaya oleh rakyatnya. Mereka yakin bahwa pemimpin tersebut akan selalu berjuang untuk kepentingan mereka, bahkan jika itu berarti mengorbankan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Sikap ini menciptakan ikatan emosional antara pemimpin dan rakyatnya, sehingga memperkuat legitimasi dan otoritas pemimpin dalam memimpin negara.

Dibalik semua hal positif tersebut, ada kekhawatiran bahwa pemimpin yang terlalu patriotik dan rela mati demi negara dapat menjadi otoriter atau mengorbankan kebebasan individu demi kepentingan negara. Mereka mungkin terlalu fokus pada kepentingan negara secara keseluruhan, sehingga mengabaikan kebutuhan dan aspirasi individu atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakadilan atau ketegangan sosial dalam masyarakat.

Pemimpin yang mengenal betul kesulitan rakyatnya.

Terakhir, pemimpin yang mengenal betul kesulitan rakyatnya juga sering dianggap sebagai pemimpin yang ideal. Pemimpin seperti ini adalah pemimpin yang peduli dan empati terhadap kondisi rakyatnya. Pemimpin yang memiliki kedekatan emosional dan pemahaman yang mendalam terhadap kondisi riil yang dihadapi oleh rakyatnya. Mereka tidak hanya mengerti secara teoritis tentang kesulitan yang dialami oleh rakyatnya, tetapi juga mampu merasakan dan memahami secara pribadi. Kedekatan emosional ini memungkinkan pemimpin untuk lebih peka terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyatnya, sehingga kebijakan-kebijakan yang mereka ambil lebih mungkin untuk mencerminkan kepentingan rakyat secara keseluruhan.

Pemimpin yang mengenal betul kesulitan rakyatnya cenderung lebih bersifat empatik. Mereka mampu meletakkan diri mereka pada posisi rakyat dan melihat dunia dari sudut pandang mereka. Hal ini memungkinkan pemimpin untuk mengambil keputusan yang lebih bijaksana dan berdampak positif bagi rakyat, karena kebijakan yang dibuat tidak hanya berdasarkan pertimbangan rasional, tetapi juga didasarkan pada rasa empati dan kepedulian terhadap kesejahteraan rakyat.

Selain itu, pemimpin yang mengenal betul kesulitan rakyatnya juga cenderung lebih berempati. Mereka tidak hanya melihat kesulitan yang dihadapi oleh rakyat sebagai masalah yang harus diselesaikan, tetapi juga sebagai panggilan untuk bertindak dan membantu sesama. Sikap empati ini dapat membantu memperkuat hubungan antara pemimpin dan rakyatnya, sehingga menciptakan ikatan yang kuat antara keduanya.

Dibalik semua hal positif diatas, beberapa kekhawatiran bahwa pemimpin yang terlalu mengenal betul kesulitan rakyatnya dapat menjadi terlalu emosional dalam mengambil keputusan. Mereka mungkin terlalu tergantung pada empati mereka terhadap rakyat ,  terlalu terpengaruh oleh kasus-kasus individu atau cerita-cerita yang menyentuh secara emosional, sehingga mengabaikan pertimbangan rasional atau kepentingan jangka panjang negara secara keseluruhan. Hal ini dapat mengakibatkan kebijakan-kebijakan yang tidak efektif atau bahkan merugikan bagi negara.

Anda, Saya dan Kita Pilih Yang Mana ?

Dalam menyikapi berbagai kriteria yang di sampaikan Najwa dalam tayangan tersebut , sebenarnya tidak ada jawaban pasti tentang kriteria mana yang lebih penting. Setiap kriteria memiliki nilai dan kelemahan masing-masing, dan pemilihan pemimpin haruslah didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang konteks dan kondisi spesifik dalam sebuah negara. Sebuah negara membutuhkan pemimpin yang mampu menggabungkan berbagai kriteria ini secara seimbang, sehingga dapat memimpin dengan efektif dan bertanggung jawab.

Pemimpin ideal adalah mereka yang mampu berbicara dengan rakyatnya, memiliki patriotisme yang tinggi, dan memahami kesulitan yang dihadapi oleh rakyatnya. Namun, di dunia nyata, pemimpin yang memiliki semua kriteria tersebut mungkin sulit untuk ditemukan. Oleh karena itu, dalam memilih pemimpin, penting untuk mempertimbangkan kualitas kepemimpinan secara keseluruhan, bukan hanya satu kriteria saja.

Kepemimpinan yang efektif membutuhkan keseimbangan antara kebijaksanaan, empati, keberanian, dan komitmen terhadap kepentingan negara. Sebuah negara yang dipimpin oleh pemimpin yang mampu menggabungkan berbagai kriteria ini secara seimbang memiliki potensi untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang lebih baik bagi seluruh rakyatnya. Oleh karena itu, dalam memilih pemimpin, mari kita pertimbangkan dengan matang dan pilihlah pemimpin yang mampu memimpin dengan kebijaksanaan, empati, dan integritas yang tinggi.

Bacaan terkait :

  • Bass, B. M., & Bass, R. (2008). The Bass handbook of leadership: Theory, research, and managerial applications (4th ed.). Simon and Schuster.

  • Northouse, P. G. (2018). Leadership: Theory and practice (8th ed.). Sage Publications.

  • Yukl, G. (2012). Leadership in organizations (8th ed.). Pearson Education.

  • Avolio, B. J., & Yammarino, F. J. (Eds.). (2013). Transformational and charismatic leadership: The road ahead. Emerald Group Publishing.

  • Hogan, R., & Kaiser, R. B. (2005). What we know about leadership. Review of General Psychology, 9(2), 169-180.

  • Grint, K. (2010). Leadership: A very short introduction. Oxford University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun