Kolaborasi antara individu, pemerintah, dan platform sosial media sangat diperlukan. Individu perlu diberdayakan dengan pengetahuan literasi media yang kuat, mampu menyaring informasi dengan kritis, dan memahami dampak psikologis dari konten yang mereka konsumsi. Pemerintah memiliki peran dalam merumuskan regulasi yang menjaga etika dan privasi, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesadaran digital.
Platform sosial media juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa algoritma yang mereka terapkan tidak hanya meningkatkan viralitas, tetapi juga meminimalkan risiko seperti filter bubble dan echo chamber. Pemahaman yang lebih baik tentang psikologi informasi harus diintegrasikan ke dalam perancangan algoritma untuk menciptakan lingkungan online yang beragam dan inklusif.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang psikologi informasi, kita dapat membentuk pengalaman online yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi semua pengguna. Melalui pendekatan holistik ini, kita dapat memanfaatkan potensi positif dari dunia maya sambil menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab bersama untuk membangun lingkungan digital yang aman dan bermakna. Dengan demikian, kita dapat membentuk masa depan digital yang lebih manusiawi dan beradab.
Bacaan lebih lanjut :
Boyd, D., & Ellison, N. B. (2007). Social network sites: Definition, history, and scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), 210-230.
Fuchs, C. (2017). Social media: A critical introduction. Sage.
Knapp, D. E., & Vandeveer, L. R. (2019). Social Media Use and Perceived Social Isolation Among Young Adults in the U.S. Social Media + Society, 5(2), 2056305119848745.
Livingstone, S., & Brake, D. R. (2010). On the rapid rise of social networking sites: New findings and policy implications. Children & Society, 24(1), 75-83.
Sundar, S. S. (2008). The MAIN Model: A Heuristic Approach to Understanding Technology Effects on Credibility. In Digital Media, Youth, and Credibility (pp. 73-100). The MIT Press.
Zywica, J., & Danowski, J. (2008). The faces of Facebookers: Investigating social enhancement and social compensation hypotheses; predicting Facebook and offline popularity from sociability and self-esteem, and mapping the meanings of popularity with semantic networks. Journal of ComputerMediated Communication, 14(1), 1-34.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!